Diskusi tentang Inner Child

18 April 2015 08:52

(Artikel ini adalah diskusi antara saya dan rekan sejawat hipnoterapis klinis, Bpk. Adi Susanto, CCH., membahas Inner Child. Pertanyaan dan diskusi seperti ini kerap saya lakukan dengan para alumni AWGI membahas teori, teknik, dan temuan di ruang praktik.)

Email dari Bpk. Adi St:

Dear Pak Adi, 

Pak, apakah Bapak punya buku yang khusus atau banyak membahas tentang Inner Child? Saya sangat tertarik untuk mendalami lebih jauh tentang Inner Child...sepertinya banyak hal menarik yang bisa didapati. Buku "Anak Terluka Anak Ajaib" menurut Pak Adi bagaimana? Buat saya pribadi, saya merasa buku itu luar biasa isinya, banyak pemahaman tentang Inner Child yang saya dapatkan dan sangat membantu saya dalam proses menerapi klien. Kuat sekali 'benang merah'nya isi buku ini dengan pengetahuan yang didapatkan selama ini dari Pak Adi. 

Dan saya sadari bahwa saya tentu sebaiknya tidak hanya bersandar pada pemahaman dari satu buku saja. Kalau bisa didapatkan pemahaman tentang Inner Child dari beberapa penulis tentu lebih menguatkan dan lebih baik lagi. 

Salah satu alasan saya tertarik perihal Inner Child adalah di mana selama ini, boleh dikatakan hampir 99%, ISE yang kita temukan di Inner Child. Kita gunakan Affect Bridge untuk regresi dan menemukan Inner Child. Kita gunakan EPT dan regres ke EPCE juga ke Inner Child. 

Dari baca ulang buku "Anak Terluka Anak Ajaib" serta waktu QLT Pak Adi jelaskan tentang Inner Child - Adult - Parent, saya jadi punya pemikiran, entah benar atau tidak Pak, Inner Child itu sebenarnya kurang tepat bila dikategorikan sebagai salah satu EP kita. Seingat saya, kalau saya tidak salah, Inner Child dari penjelasan Pak Adi merupakan EP juga. 

Pemahaman saya saat ini, saya melihat Inner Child adalah satu entitas besar yang bisa kita sebut dengan "DIRI" dan sudah terbentuk sejak hadir dalam kandungan ibu. Dan DIRI inilah yang dengan bertambahnya usia jadi dapat dikategorikan sebagai Inner Child - Adult - Parent. Nah di samping DIRI ada EP awal sekali yaitu EP Pelindung (Protector) yang di buku "Anak Terluka Anak Ajaib" disebut sebagai EGO (halaman 68). Kemudian karena ada kejadian (luka/trauma) maka, entah oleh peran EGO atau bukan, terciptalah EP-EP yang memegang memori kejadian beserta emosi-emosinya. Jadi pada Inner Child yang terluka, disekelilingnya ada EP-EP yang pegang peran/fungsi tertentu yang bertujuan melindungi si Inner Child. 

Kalau saya review kembali proses terapi yang saya lakukan ke salah satu klien dulu, kondisi yang saya jelaskan ini memang demikian adanya terjadi di mana EP Pelindung begitu kuat dan dominan dan membawahi EP-EP lain yang pegang emosi-emosi tertentu. Saat itu pemahaman saya belum sampai ke tahap pemahaman sekarang setelah baca ulang buku "Anak Terluka Anak Ajaib" dan beberapa pengalaman terapi lainnya. 

Saya teringat ada rekan sejawat kita yang pernah menanyakan di milis bahwa mana lebih efektif terapi menggunakan AB dan regres sampai ketemu ISE atau EPT dan regres ke EPCE? 

Kalau dari sisi pemahaman saya, yang andai benar, maka EPT (EPCE) masih ada kemungkinan lemah sedikit dibanding AB (ISE). 

Walau EPCE sebenarnya juga sampai ke Inner Child namun bisa saja ada Inner Child sebelumnya lagi yang memegang sebagian emosi (dan yang menjadi akar masalah). Jadi misal setelah EPCE ketemu Inner Child usia 4 tahun yang sedang alami suatu kejadian dan kemudian kita bereskan, bisa saja ternyata ada Inner Child yang usia lebih muda, katakan 3 tahun, yang juga terluka dan ada EP yang pegang emosi yang sama (hanya masih belum intens). Ini yang saya curigai mengapa ada yang setelah diproses EPCE-nya dan diprogres, EP masih ada atau ada yang 'hilang' (dorman). Jadi supaya bisa mengimbangi AB (ISE) maka EPT (EPCE) harus dikombinasikan kembali dengan AB (ISE). 

Bagaimana menurut Pak Adi? 

Ini sekedar wacana dan intermezzo saja Pak. Andai saya bisa dapat pemahaman tentang Inner Child lebih dalam lagi, ingin rasanya menulis buku "Anak Terluka Anak Ajaib” versi kita. Soalnya buku "Anak Terluka Anak Ajaib" sudah tidak cetak ulang lagi dan buku itu sudah tidak ada di toko buku. 

Salam hangat, 

Adi St - Bandung 

- 

Berikut jawaban saya:

Dear Pak Adi St,

Senang bisa berdiskusi seputar materi hipnoterapi klinis, khususnya tentang Inner Child. Saya sudah cari di daftar buku yang saya miliki dan berusaha temukan yang khusus membahas Inner Child, ternyata tidak ada Pak. Dan memang seingat saya, saya belum punya buku yang khusus membahas tentang hal ini, kecuali buku “Anak Terluka Anak Ajaib” karya Wolfgang Bock.

Pengetahuan dan pemahaman saya mengenai Inner Child hingga saat ini adalah akumulasi dari berbagai buku yang pernah saya pelajari dan juga dari pengalaman klinis di ruang praktik sejak tahun 2005. Dan pemahaman ini tentu masih sangat terbuka untuk dikembangkan atau bahkan berubah dengan temuan atau teori baru, dan semakin diperkaya, salah satunya melalui diskusi kita ini. 

Saya sempat menelusuri situs Amazon.com dan mencari buku menggunakan kata kunci “Inner Child” dan  yang muncul adalah judul berikut: 

  • Homecoming: Reclaiming and Championing Your Inner Child (John Bradshaw)
  • Inner Child: Find Your True Self, Discover Your Inner Child and Embrace the Fun in Life (Matt Price)
  • Recovery of Your Inner Child: The Highly Acclaimed Method for Liberating Your Inner Self (Lucia Capacchione)
  • Healing The Child Within: Discovery and Recovery for Adult Children of Dysfunctional Families (Charles L. Whitfield M.D.)
  • Inner Child Healing Yourself For Life: Your Guide to Happiness, Healing Your Heart's Wounds and Loving Yourself (Veronica Bond)
  • Inner Bonding: Becoming a Loving Adult to Your Inner Child (Margaret Paul)
  • Reconciliation: Healing the Inner Child (Thich Nhat Hanh)
  • Healing Your Aloneness: Finding Love and Wholeness Through Your Inner Child (Margaret Paul and Erika J. Chopich)

 

Kita mulai dengan definisi Inner ChildInner Child adalah diri kita yang masih muda atau sosok anak di dalam diri kita. Inner Child ada yang dalam kondisi baik, ada juga yang bermasalah. Dalam konteks klinis, usia Inner Child yang kita akses bergantung pada kebutuhan dan tujuan terapi. Untuk mengakses  Inner Child klien, dalam konteks penyembuhan atau terapi, kita menggunakan dua teknik regresi utama, Affect Bridge (AB) dan Ego Personality Therapy(EPT). Bedanya, AB mengakses Inner Child pada SSE dan akhirnya ke ISE sedangkan EPT mengakses inner Inner Child di EPCE. Dan dari yang telah kita temukan, EPCE bisa ISE atau SSE. 

Konsep Inner Child sendiri masih ada pertentangan di antara beberapa pakar. Michael Yapko, salah satu tokoh hipnoterapi dan pakar depresi, menyatakan tidak ada Inner Child. Menurut Yapko, konsep Inner Child ini salah. Ada pakar lain yang mengatakan bahwa Inner Child adalah metafora. Banyak pakar lain setuju adanya Inner Child seperti Gil Boyne, Dave Elman, Gerald Kein, John Watkins, Eric Berne, Loiuse Hay, Randal Churchill, Calvin Banyan, dan masih banyak pakar lain. Frederick “Fritz” Perls, bapak Gestalt dunia, dengan teknik yang ia kembangkan, Gestalt Therapy, juga menyatakan keberadaan Inner Child 

Saya pribadi termasuk yang menerima keberadaan Inner Child karena dari praktik sekian lama terbukti memang Inner Child ada dalam diri setiap manusia. Protokol terapi yang kita gunakan, Quantum Hypnotherapeutic Protocol, pada fase ketiga, memang ditujukan untuk memroses Inner Child yang bermasalah atau mengalami trauma. 

Pak Adi St menyatakan, “Pemahaman saya saat ini, saya melihat Inner Childa dalah satu entitas besar yang bisa kita sebut dengan "DIRI" dan sudah terbentuk sejak bayi hadir dalam kandungan ibu. Dan DIRI inilah yang dengan bertambahnya usia dapat dikategorikan sebagai Inner Child - Adult - Parent. Nah di samping DIRI ada EP awal sekali yaitu EP Pelindung (Protector) yang di buku "Anak Terluka Anak Ajaib" disebut sebagai EGO (halaman 68). Kemudian karena ada kejadian (luka/trauma) maka, entah oleh peran EGO atau bukan, terciptalah EP-EP yang memegang memori kejadian beserta emosi-emosinya. Jadi pada Inner Child yang terluka maka disekelilingnya ada EP-EP yang pegang peran/fungsi tertentu yang bertujuan melindungi si Inner Child. 

Inner Child ini adalah Bagian Diri atau lebih tepat disebut sebagai Ego PersonalityEgo Personality adalah satu payung yang membawahi lima sub-egopersonality yaitu Ego State, Part, Introject, Identofact, dan Alter. Masing-masing sub-EP ini terbentuk melalui proses, karakteristik, sifat, sikap, kepribadian, struktur, dan cara penanganan yang berbeda. 

Daftar literatur membahas Bagian Diri atau Ego State bisa dilihat di http://goo.gl/OattRg. 

Beberapa buku bagus tentang Bagian Diri antara lain: 

  • Ego Psychology & The Psychoses (Paul Federn)
  • The Structure & Dynamics Of The Human Mind (Edoardo Weiss)
  • Ego States: Key Concepts in Transactional Analysis (Charlotte Sills & Helena Hargaden (Editor))
  • Ego States : Theory & Therapy (John G. Watkins & Hellen H. Watkins)
  • Ego State Therapy (Gordon Emmerson)
  • Ego & Archetype (Edward F. Edinger)
  • Divided Consciousness: Multiple Controls in Human Thought and Action (Ernest E. Hilgard)
  • Discover Your Subpersonalities : Our Inner World & The People In It (John Rowan)
  • Self Therapy for Your Inner Critic: Transforming Self-Criticsm into Self Confidence (Jay Earley & Bonnie Weiss)
  • Resolving Inner Conflict: Working Through Polarization Using Internal Family Systems Therapy (Jay Earley)
  • Hypnosis For Inner Conflict Resolution : Introducing Parts Therapy (Roy Hunter)

 

Teori Bagian Diri yang saya jelaskan di pelatihan Quantum Life Transformation (QLT) adalah teori Transactional Analysis (Eric Berne), yang menyatakan ada tiga Bagian Diri manusia yaitu Parent, Adult, dan Child. Uraian ini lebih mudah dipahami dibandingkan bila saya jelaskan materi Ego Personality yang diajarkan di kelas Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy (SECH). Dan ini sesuai dengan tujuan pelatihan QLT yaitu untuk pengembangan diri dan kesadaran, bukan untuk melakukan terapi ke orang lain. 

Yang menarik, di saat Eric Berne mengembangkan Transactional Analysis (TA), John G. Watkins juga mulai mengembangkan teori Ego State. Mereke berdua belajar dari sumber yang sama yaitu Paul Federn. Eric Berne selanjutnya menulis buku “Transactional Analysis in Psychotherapy” (1961) dan John G. Watkins dan istrinya, Helen H. Watkins, akhirnya menulis “Ego States Theory and Therapy (1997). 

Dalam buku “Ego States Theory and Therapy” Watkins dan Watkins menyatakan ada tiga proses terbentuknya Bagian Diri yang mereka sebut sebagai Ego State saat anak masih kecil. Pertama, proses normal differentiantion yang menghasilkan Ego State. Kedua, melalui introjection of significant others yang menghasilkan Introject. Dan ketiga, pengalaman traumatik yang menghasilkan Part. 

Bila dilihat dari penamaan Bagian Diri yang disebut oleh Watkins dan Watkins bisa timbul kerancuan. Mereka memberi nama Bagian Diri sebagai Ego State. Sedangkan Ego State ada tiga jenis yaitu Ego State, Introject, dan Part. Itu sebabnya kita menggunakan nama berbeda yaitu Ego Personality sebagai payung besarnya dengan komponen Ego State, Part, Introject, Identofact, dan Alter.  

Dari temuan klinis di ruang praktik, seperti yang saya tulis di buku The Miracle of MindBody Medicine, ternyata proses terbentuknya Ego Personality bisa melalui jalur lain, di luar yang telah dinyatakan oleh Watkins dan Watkins, yaitu: 

  • muncul sendiri untuk melaksanakan tujuan tertentu.
  • tercipta karena imprint.
  • sengaja diciptakan dengan sugesti.
  • akibat hasil pembelajaran.

 

“Diri” yang Pak Adi St sebut, dari perspektif teori yang dicetuskan Watkins dan Watkins saya simpulkan adalah Ego State yaitu Bagian Diri yang muncul secara alamiah melalui proses normal differentiantion. Ego State ini yang bisa bertumbuh besar dan dewasa seiring pertumbuhan usia seseorang. Namun, saat anak mengalami pengalaman traumatik akan tercipta Part, yang usianya sama dengan usia anak saat mengalami kejadian atau pengalaman traumatik, dan Part ini mengalami “freeze” atau “sangkut” di usia ini, dan tidak berkembang. Part inilah Inner Child bermasalah yang kita proses saat terapi.

Dalam TA, Parent adalah perilaku, pikiran, dan perasaan yang dikopi dari orangtua atau figur orangtua. Adult adalah perilaku, pikiran, dan perasaan yang adalah respon pada keadaan saat ini. Child adalah perilaku, pikiran, dan perasaan yang berasal dari masa kecil. Bila dihubungkan dengan teori Ego State-nya Watkins maka Parent adalah IntrojectAdult adalah diri Ego Statedewasa, dan Child adalah Ego State anak kecil atau Inner Child. 

Sesuai definisi Inner Child di atas, yaitu diri kita yang masih muda atau sosok anak di dalam diri kita, kita juga dapat mengakses Inner Child yang sehat. Dengan teknik regresi sederhana kita dapat membawa klien kembali ke usia muda, mengalami kembali pengalaman masa lalu yang membahagiakan, baik itu dengan revivifikasi tipe 1 komplit atau parsial, atau hipermnesia tipe 1. 

EP Pelindung atau Protector pasti adalah dalam setiap individu. Ini sejalan dengan tugas utama pikiran bawah sadar (PBS) yaitu melindungi keselamatan individu, baik pada aspek fisik maupun pikiran sadar, dari hal-hal yang ia, PBS, rasa, yakini, pikir, atau persepsikan sebagai hal yang berbahaya atau merugikan si individu. Dan dari temuan kita di ruang praktik selama ini, PBS melindungi individu menurut cara terbaik menurutnya, yang belum tentu baik menurut kita (pikiran sadar). 

Untuk bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik manusia butuh kestabilan sistem psikis. Sistem psikis mulai mengalami goncangan hebat saat seseorang mengalami (berbagai) pengalaman traumatik yang tentunya berisi muatan emosi yang (sangat) intens. Untuk bisa menyelamatkan sistem psikis dari “keruntuhan”, PBS menjalankan fungsi proteksi dengan mencipta EP baru dengan tujuan khusus menangani pengalaman traumatik beserta emosinya. EP baru ini seperti satu divisi baru di perusahaan yang dibentuk untuk tujuan khusus sehingga tidak mengganggu kinerja sistem secara keseluruhan. 

Saat anak mengalami masalah dalam proses tumbuh-kembangnya maka EP yang tercipta adalah EP anak atau Inner Child yang bermasalah. Dan Inner Child ini tidak bertumbuh. Ia tetap berusia sama seperti saat ia terbentuk. Dari pengalaman kita ketahui bahwa Inner Child ini bisa dibantu atasi masalahnya, emosi yang ia pegang bisa dilepas atau dinetralisir, dan bila dibutuhkan Inner Child ini bisa ditumbuhkan hingga menjadi EP dewasa (Adult). 

Bagaimana dengan EP-EP lain yang bertujuan melindungi Inner Child? Ini bisa ada, bisa juga tidak. Dalam beberapa kasus benar ada EP yang melindungi Inner Child yang lemah. Ada juga Inner Child yang sendirian, sama sekali tidak ada proteksi dari EP manapun dalam sistem psikisnya. 

Dalam sistem psikis yang sehat terdapat jenjang hirarki EP yang jelas dengan otoritas tertentu. Semakin tinggi levelnya dalam hirarki EP, semakin kuat EP ini. Namun, dalam banyak kasus klien yang kita tangani, garis komando EP ini tidak bekerja seperti yang seharusnya. Itu sebabnya kita butuh banyak teknik untuk bisa melunakkan, membujuk, mengedukasi, melemahkan, atau bahkan menetralisir EP yang keras kepala dan tidak bersedia bekerjasama dengan terapis dalam upaya membantu klien keluar dari masalahnya. 

Memang ada perbedaan mendasar dalam teknik AB dan EPT. AB mencari dan menemukan Inner Child pada SSE dan berakhir pada ISE. Sedangkan EPT menemukan Inner Child di EPCE. Proses eksplorasinya sangat berbeda. Saya pribadi lebih cenderung, sebisa mungkin menggunakan AB untuk eksplorasi memori yang sifatnya lebih lengkap dan menyeluruh. 

ISE adalah pengalaman atau kejadian paling awal yang dialami seseorang yang menjadi sebab munculnya simtom atau masalah tertentu. Sedangkan EPCE adalah kejadian yang membuat munculnya EP. EPCE bisa terjadi di ISE atau SSE. 

Bila terapis sudah melakukan proses penanganan EPCE dengan benar maka biasanya masalah tuntas. Bila simtom belum tuntas, saya cenderung akan cari “api” yang lain. Besar kemungkinan ini satu simtom tapi ada beberapa api masalah atau yang kita kenal dengan satu simtom multi-ISE.

Demikian penjelasan saya, Pak Adi St. Bila ada yang masih kurang jelas atau pemikiran lain bisa kita diskusikan lebih lanjut.

Bila Pak Adi St sangat tertarik dengan topik Inner Child ini, Bapak bisa lakukan penelusuran di internet, khususnya di scholar.google.com. Saya dukung sepenuhnya bila suatu saat nanti Pak Adi St menulis buku khusus tentang Inner Child.

Salam,

AWG

_PRINT   _SENDTOFRIEND

Upcoming Events
Counter
Online1
Hari ini13
Sepanjang masa34.479.648
1 Facebook
2 Youtube
3 Instagram
4 Quantum Morphic Field Relaxation
5 Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia
6 The Heart Technique