Dua Jenis Eksplorasi Pikiran dalam Hipnoanalisis

29 Agustus 2016 10:04

Terdapat dua pendekatan dalam hipnoterapi: berbasis sugesti (suggestive hypnotherapy) dan berbasis penelusuran serta pengungkapan kejadian paling awal yang menjadi akar masalah (hypnoanalysis). Hipnoterapi berbasis sugesti melakukan perubahan pada diri individu dengan memasukkan informasi (sugesti) ke pikiran bawah sadar, sementara hipnoanalisis menarik keluar informasi dari pikiran bawah sadar untuk menyelesaikan masalah. Hipnoterapi berbasis sugesti efektif untuk kasus-kasus ringan. Sementara untuk kasus yang lebih serius, hipnoanalisis jauh lebih efektif dan efisien dalam mengungkap akar masalah dan psikodimamika pikiran bawah sadar, dan memberi efek terapeutik yang lebih kuat dan stabil.

Hipnoanalisis memiliki dua aspek eksplorasi, vertikal dan eksplorasi. Untuk memahaminya, terlebih dahulu akan dijelaskan satu analogi. Bayangkan sebutir bibit tanaman yang dimasukkan ke dalam tanah. Selanjutnya, seiring waktu berjalan, bibit ini mulai tumbuh dan berkembang. Saat bibit di dalam tanah, ini adalah masa dalam kandungan. Dan saat batangnya bertumbuh ke atas, seiring bertambahnya usia, ini adalah pertumbuhan vertikal. Untuk setiap tahap pertumbuhan, tanaman ini mengalami pengalaman yang berbeda.

Eksplorasi vertikal  adalah proses membawa individu mundur menyusuri garis waktu dalam pikirannya, berawal dari masa kini dan mundur hingga ke masa dalam kandungan. Dalam beberapa kasus, klien bisa mundur ke “kehidupan lampau”. Menggunakan analogi di atas, ekplorasi vertikal adalah kita bergerak dari pucuk pohon, yaitu masa sekarang, turun menuju akar, masa lampau. Sementara eksplorasi horizontal adalah proses pengungkapan informasi pada momen spesifik, hasil regresi, dalam kehidupan invididu.

Agar mampu mengungkap data atau informasi yang terlupakan, tidak lagi bisa diingat oleh pikiran sadar, secara sadar atau sengaja, dibutuhkan hipermnesia dan revivifikasi. Baik hipermnesia dan terutama revivifikasi hanya bisa terjadi bila individu minimal dalam kondisi hipnosis medium (medium hypnosis) dan terutama hipnosis dalam (deep hypnosis).

Hipermnesia hanya mengungkap data tanpa melibatkan emosi karena individu hanya mengingat. Sementara dalam revivifikasi individu mengalami kembali pengalaman di masa lalu. Proses ini mencakup baik aspek kognisi, afeksi, dan juga persepsi individu atas pengalamannya.

Walau hipermnesia dan revivifikasi terjadi dalam kondisi hipnosis, namun hipnosis per se tidak dapat meningkatkan daya ingat. Untuk bisa meningkatkan daya ingat secara luar biasa, individu perlu mendapat sugesti yang tepat dalam kondisi hipnosis yang sesuai.

Pentingnya eksplorasi vertikal atau regresi berhubungan dengan proses pembentukan memori yang sangat dipengaruhi persepsi dan pengalaman hidup. Teori lama menyatakan bahwa memori bekerja seperti alat rekam video yang merekam kejadian apa adanya. Dan saat mengingat kembali pengalaman tertentu, memori yang dimaksud akan keluar dengan sendirinya dengan muatan informasi yang sama persis dengan saat ia direkam oleh pikiran bawah sadar.

Teori ini salah dan tidak lagi berlaku. Yang berlaku saat ini, berdasar penelitian para pakar seperti As (1962), Barber (1965), Cooper dan London (1973), Dhanens dan Lundy (1975), Orner (1951, 1979), Udolf (1983), dan Nash dkk (1985), memori tidak bersifat reproduktif, apa yang direkam itulah yang ditampilkan, namun rekonstruktif, rekaman awal bisa terdistorsi baik terkurangi, berubah, tertambahkan akibat pengalaman hidup pascakejadian. Pengalaman hidup yang dimaksud adalah stimuli baik yang berasal dari luar maupun dalam diri individu.

Pentingnya eksplorasi vertikal dan horizontal, dalam konteks hipnoanalisis, disebabkan memori terorganisir dalam “lapisan” yang semakin lama semakin tebal dalam pola-pola atau Gestalt. Saat individu mengalami satu pengalaman di usia, katakanlah, lima tahun, kejadian dan semua pengalaman ini tersimpan pada “lapisan” usia lima tahun, di dalam pikiran bawah sadarnya. Saat usia bertambah, misal individu kini berusia sepuluh tahun, “lapisan” memori baru, yang ia dapatkan selama rentang usia lima hingga sepuluh tahun, membentuk “lapisan” baru dan menutupi “lapisan” sebelumnya. Dengan demikian, bila memori usia lima tahun diakses saat individu berusia sepuluh tahun pasti telah banyak mengalami distorsi sehingga tidak lagi akurat. 

Untuk lebih meningkatkan akurasi pengungkapan data yang berasal dari memori usia lima tahun, individu perlu diregresi ke usia yang sesuai (eksplorasi vertikal) dan dilanjut dengan eksplorasi horizontal. Dengan demikian data yang terungkap berasal dari “lapisan” memori lima tahun, bukan berasal dari “tumpukan” memori lima tahun plus memori setelahnya.

Hipnoanalisis tidak terlalu mementingkan akurasi data dalam pengertian benar apa adanya, sesuai dengan kejadian yang sesungguhnya. Hipnoanalisis lebih berkepentingan untuk mengungkap data yang “akurat” sejalan dengan masalah atau konflik yang dialami individu dengan tujuan menemukan resolusi atas masalah. Prinsip kerja hipnoanalisis serupa dengan hipnosis forensik namun berbeda dalam tujuan.

Pentingnya kedalaman hipnosis dalam proses mengungkap data pikiran bawah sadar berhubungan dengan aktivasi dan partisipasi ego. Dalam kondisi sadar normal, partisipasi ego masih (sangat) tinggi. Dengan kata lain, pikiran sadar masih sangat aktif. Semakin dalam kondisi hipnosis yang dialami individu semakin berkurang partisipasi ego dan semakin rendah resistensi. Di sinilah letak perbedaan antara psikoanalisis dan hipnoanalisis. Psikoanalisis menggali data di kondisi sadar normal atau maksimal di kedalaman hipnosis dangkal sementara hipnoanalisis melakukannya di kedalaman medium hingga (sangat) dalam. Dengan kata lain, perbedaan mendasar antara psikoanalisis dan hipnoanalisis ada pada derajat partisipasi ego dalam proses penelurusan dan pengungkapan informasi nirsadar dan kualitas serta kuantitas informasi yang terungkap.

_PRINT   _SENDTOFRIEND

Upcoming Events
Counter
Online1
Hari ini692
Sepanjang masa34.515.171
1 Facebook
2 Youtube
3 Instagram
4 Quantum Morphic Field Relaxation
5 Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia
6 The Heart Technique