Joker

Saya dapat permintaan dari beberapa sahabat untuk mengulas film Joker dari sisi keilmuan hipnoterapi. Untuk memenuhi permintaan para sahabat ini, sore ini saya menonton film Joker bersama keluarga.

Usai film Joker, saat hendak keluar dari gedung bioskop, saya agak kaget karena menemukan ada dua wanita muda menonton film ini sambil membawa anak perempuan mereka yang masih kecil, berusia 3 tahun.

Film Joker menurut saya biasa saja. Saya lebih tertarik mengulas risiko anak kecil, usia 3 tahun, menyaksikan film dengan adegan kekerasan yang cukup brutal.

Ada risiko sangat besar yang mungkin tidak diketahui para orang tua yang membiarkan anak mereka menyaksikan film berisi adegan kekerasan.

Beberapa tahun lalu saya menangani klien anak SMA kelas 3, berusia 18 tahun, sebut sebagai Budi. Budi datang dari negeri jiran dan mengalami masalah serius. Ia sudah ditangani penyembuh profesional di luar negeri, diberi obat namun selama tiga bulan tidak kunjung teratasi masalahnya.

Masalah Budi adalah ia sering tertawa sendiri terbahak-bahak sambil menengadahkan kepalanya. Budi juga mudah marah dan meledak. Budi marah kepada pihak otoritas dan hendak membunuh kepala negara tempat ia berdiam.

Dari sesi wawancara mendalam saya mendapatkan data bahwa Budi, selama kelas 1 dan 2 SMA, sering dirundung (bully) oleh teman-teman dan juga guru di sekolahnya.

Kedua orang tua Budi sibuk bekerja dan tidak ada waktu untuk mendengarkan keluh kesah Budi. Budi memendam kemarahan, rasa sakit, kecewa, dan terluka yang ia alami selama beberapa tahun ini, hingga suatu hari Budi dan teman-temannya menyaksikan film The Clown. Dalam film ini The Clown juga disakiti, dirundung oleh orang-orang di sekitarnya. The Clown akhirnya marah dan membunuh semua orang yang menyakiti dirinya.

Tanpa disadari, Budi mengidentifikasi dirinya dengan The Clown. Dan tanpa ia kehendaki, di dalam pikiran bawah sadar (PBS) Budi muncul ego personality (EP) The Clown.

Setiap kali EP The Clown ini aktif, ia mengambil alih kesadaran Budi dan sepenuhnya menguasai tubuh Budi sebagai media ekspresi dirinya. Untuk lebih memahami tentang ini, pembaca saya sarankan membaca artikel Aktivasi Ego Personality, Klien, dan Host di https://bit.ly/35PYhVg.

Dari perspektif teori Ego State (ES), seperti yang digagas oleh Paul Federn (1952), ego state atau Bagian Diri tercipta saat usia dini. Sementara menurut Watkins dan Watkins (1997) formasi atau pembentukan/penciptaan ES melalui salah satu dari tiga cara: tercipta secara alamiah (normal differentiation), trauma, dan introjeksi dari orang-orang penting atau berpengaruh bagi individu.

Data dan temuan lanjutan menyatakan ES benar dapat tercipta melalui pengalaman traumatik (Putnam, 1989; Ross, 1993). Dalam situasi tertentu bisa tercipta ES yang bersifat membantu individu (Frederick dan Kim, 1993; Gainer, 1993, 1997; Frederick, Sheltren, dan Toothman, 2000).

Temuan kami, para hipnoterapis AWGI yang secara intensif melakukan praktik teknik-teknik terapi berbasis Ego Personality (EP), kami menyebut ES sebagai EP, sejak tahun 2005 hingga saat ini, terdapat 10 (sepuluh) cara lain EP tercipta (Gunawan, 2017), di samping tiga cara yang telah disampaikan oleh Watkins dan Watkins (1997).

Salah satu cara EP tercipta yang kami temukan adalah melalui proses belajar, baik secara visual, auditori, dan atau kinestetik. The Clown adalah EP yang tercipta di dalam PBS Budi melalui cara ini. Saya menamakan EP ini sebagai Phantom.

Anak kecil yang menyaksikan film Joker lebih berisiko daripada orang dewasa. Saat anak masih kecil, pikiran sadarnya belum aktif atau belum kuat. Dengan demikian anak sepenuhnya beroperasi di PBS. Apapun yang ia lihat, dengar, dan rasakan sepenuhnya terekam dengan sangat kuat, apa adanya, di PBS-nya, tanpa bisa ia saring. Dan bisa jadi, EP Joker ini suatu saat akan terpicu dan aktif. Ini tentu sangat berisiko.

Pengalaman saya menangani Budi cukup menegangkan namun juga sangat membelajarkan. Budi tahu keberadaan EP The Clown. Namun setiap kali EP The Clown aktif, EP ini mengambil alih kendali dan kesadaran Budi. Apa yang The Clown lakukan, Budi sama sekali tidak tahu.



Dipublikasikan di https://adiwgunawan.com/articles/joker pada tanggal 31 Oktober 2019 18:08