Memrogram Ulang Pikiran Bawah Sadar Dengan Afirmasi

Perilaku manusia dikendalikan oleh program pikiran yang tersimpan di pikiran bawah sadar (PBS). Program-program ini sering tidak disadari namun dapat dilacak keberadaan dan pengaruhnya melalui pola pikir, berucap, dan bertindak yang menjadi kebiasaan seseorang.

Bila akhirnya disadari ada program tidak mendukung diri mencapai tujuan tertentu maka program ini perlu segera diganti dengan program baru yang mendukung keberhasilan. Salah satu cara yang sangat sering digunakan untuk memrogram ulang PBS adalah dengan menggunakan afirmasi.

Namun sering dijumpai banyak orang telah melakukan afirmasi, gagal mengalami perubahan seperti yang diinginkan. Berikut ini saya akan jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan agar proses pemrograman PBS dengan afirmasi bisa berjalan dengan baik, mudah, dan efektif.

 

Memahami Cara Kerja Pikiran

Untuk bisa memahami proses masuknya afirmasi ke PBS, saya akan jelaskan terlebih dahulu cara kerja pikiran sadar (PS) dan pikiran bawah sadar (PBS).

Manusia punya dua pikiran, PS dan PBS. Masing-masing dengan fungsi dan perannya. Kita melakukan perencanaan, penilaian, menimbang, membuat keputusan dengan PS berdasar informasi, data, pengetahuan, dan pengalaman yang tersimpan di PBS.

PBS memiliki banyak peran dan fungsi, antara lain, tempat memori, karakter, kepercayaan, nilai hidup, kebiasaan, dan berbagai program yang menjalankan dan mengendalikan hidup kita. Semua data di PBS diproteksi dengan sangat ketat, agar tidak mudah diubah, melalui mekanisme perlindungan data yang dijalankan oleh Faktor Kritis (Critical Factor) PS dan empat filter mental PBS.

Perlindungan data di PBS, agar tidak mudah diubah, sangat terkait erat dengan fungsi utama PBS yaitu melindungi individu dari hal-hal yang ia (PBS) pandang, rasa, yakini, perkirakan, atau asumsikan berbahaya atau merugikan diri individu. Bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi pada hidup kita bila data-data yang ada di PBS dapat diubah dengan begitu mudahnya, hidup kita pasti akan kacau.

Setiap informasi yang akan masuk ke PBS selalu melewati proses pemeriksaan yang dilakukan Faktor Kritis. Faktor Kritis melakukan pengecekan keselarasan data baru dengan data lama yang ada di PBS. Bila data baru sejalan, mendukung, selaras, tidak bertentangan dengan data lama maka data baru ini diijinkan dan leluasa masuk ke PBS. Bila data baru ini ternyata tidak sejalan dengan data lama, ia pasti ditolak.

Ada dua cara melakukan afirmasi: dalam kondisi sadar dan hipnosis. Afirmasi dalam kondisi sadar dilakukan dengan membaca kalimat tertentu berulang kali. Contohnya begini. Data lama di PBS kita menyatakan bahwa 2+2 = 4. Ini kita terima sebagai kebenaran. Dan bila kita mau mengubah data ini menjadi 2+2 = 5, maka dalam dalam kondisi sadar normal kita berulang kali mengucapkan kepada diri sendiri: 2+2 = 5.

Bila afirmasi dilakukan dalam kondisi sadar normal, sebelum data ini masuk ke PBS, ia pasti diperiksa oleh Faktor Kritis. Faktor Kritis membandingkan data ini dengan data yang telah ada di PBS. Dan karena data baru ini tidak selaras dengan data di PBS, ia ditolak dan tidak diijinkan masuk ke PBS.

Bentuk dan derajat penolakan data baru oleh PBS berupa perasaan tidak nyaman yang dirasakan individu, baik itu secara fisik, emosi, bisa berupa suara internal, atau bisa ketiganya.  Semakin tinggi intensitas rasa tidak nyaman atau suara yang muncul menandakan semakin kuat penolakan dari PBS.

Cara lain memasukkan data baru ke PBS adalah dengan menggunakan bantuan kondisi hipnosis atau relaksasi pikiran. Kondisi pikiran rileks membuat kewaspadaan Faktor Kritis PS menurun. Dengan demikian, fungsi pemeriksaan yang biasa ia lakukan juga sangat menurun. Tingkat penurunan kewaspadaan Faktor Kritis PS sejalan dengan tingkat kedalaman hipnosis yang dicapai seseorang. Pada kedalaman ekstrim, PS dan Faktor Kritis tidak bekerja.

Memasukkan data dengan kondisi hipnosis bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, dilakukan sendiri, dengan teknik swaterapi (self-hypnosis). Kedua, dengan hetero-hipnosis yaitu meminta bantuan seseorang menghipnosis kita dan setelahnya membacakan kalimat afirmasi. Ketiga, dengan autohipnosis, yaitu saat malam hari hendak tidur, saat sangat mengantuk, kita masuk kondisi hipnosis (hypnagogic). Dalam kondisi ini kita bisa membaca kalimat afirmasi berulang kali atau merekam kalimat afirmasi dan kemudian mendengar rekaman ini.

Satu cara lain melakukan swahipnosis adalah dengan menggunakan bantuan musik binaural. Cara kerja musik ini adalah dengan memainkan musik dengan frekuensi berbeda di telinga kiri dan kanan dengan selisih frekuensi sesuai dengan target gelombang otak dominan yang hendak dicapai: alfa (8-12 Hz), theta (4-8 Hz), atau delta (0,1-4 Hz). Setelah tercapai kondisi yang diinginkan, barulah rekaman afirmasi dimainkan.  Cara lain memasukkan data ke PBS menggunakan teknologi audio subliminal message. Masih ada satu cara lagi cara memasukkan data baru ke PBS, tapi tidak relevan saya bahas di sini, yaitu menggunakan otoritas.

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa kondisi hipnosis adalah jalan pintas dan mudah untuk memasukkan data baru ke PBS. Namun yang perlu diperhatikan adalah kedalaman hipnosis yang dicapai seseorang, idealnya minimal hipnosis dalam (profound somnambulism).

Saat data atau informasi berhasil masuk atau dimasukkan ke PBS, tidak berarti ia bisa langsung leluasa aktif bekerja. Data ini harus melewati empat filter mental PBS: filter keselamatan hidup, moral/agama, benar/salah, masuk akal/tidak masuk akal. Bila lolos, barulah ia bisa aktif dan bekerja. Bila tidak lolos, data ini akan dianulir oleh PBS. Ini tampak pada para subjek yang dihipnosis oleh hipnotis dan disugesti, diberi kalimat afirmasi, lupa nama mereka. Walau hipnotis tidak memberi sugesti agar mereka ingat kembali nama mereka, PBS subjek pasti menganulir sugesti “Lupa nama” karena ini akan berbahaya, merugikan, dan bertentangan dengan filter mental PBS.

Keefektifan suatu program di PBS bergantung pada tiga hal. Pertama, kalimat afirmasi yang digunakan harus sejalan dengan prinsip dan cara kerja PBS. Bila kalimat afirmasi tidak ditulis atau disusun dengan benar maka kalimat ini bisa masuk ke PBS tapi tidak efektif. Kedua, kekuatan program ini. Semakin besar kekuatannya, semakin kuat ia. Dan ketiga, ada atau tidak penolakan oleh program lain yang telah ada di pikiran bawah sadar. Bila ada penolakan dari program lain, dan program ini ternyata lebih kuat, maka program baru ini pasti akan terhambat kerjanya. Cara paling efektif untuk mengatasi hal ini adalah dengan menetralisir program lama yang menghambat kerja program baru.

Contohnya begini. Ada orang sulit menghasilkan uang dan mau berubah. Ia menggunakan kalimat afirmasi "Saya mudah mendapatkan uang". Bila ia berusaha memasukkan kalimat afirmasi ini ke PBS, dalam kondisi sadar normal, dengan membaca kalimat ini berulang kali, maka pasti akan mendapat penolakan dari PBS-nya, berupa perasaan tidak nyaman. Semakin ia paksakan, semakin tidak nyaman. Ini terjadi karena data baru ini ditolak oleh Faktor Kritis PS.

Misalkan ia memasukkan kalimat afirmasi ini dengan bantuan kondisi hipnosis, kita asumsikan Faktor Kritis PS tidak bekerja, maka kalimat afirmasi ini bisa leluasa masuk ke PBS. Di PBS, kalimat afirmasi ini harus melewati empat filter mental, dan bila lolos, masih harus berhadapan dengan program lama "Saya sulit cari uang".

 

Syarat Menulis Kalimat Afirmasi

Afirmasi berasal dari kata bahasa Inggris "affirmation" yang berasal dari kata kerja " to affirm" yang bermakna menegaskan, meneguhkan, mengukuhkan, menguatkan.

Dengan demikian afirmasi adalah kalimat yang terdiri atas rangkaian kata spesifik dengan tujuan menegaskan, menguatkan, meneguhkan sesuatu (tujuan). Kalimat afirmasi ini dibaca berulang agar masuk ke pikiran bawah sadar dan menjadi program yang membantu memudahkan, mempercepat proses manifestasi atau pencapaian tujuan.

Kalimat afirmasi sebenarnya sama dengan kalimat sugesti. Kalimat afirmasi (sugesti) yang efektif perlu disusun mengikuti dan memenuhi syarat, antara lain: singkat dan jelas, menggunakan kata-kata positif, jelas - tidak boleh ambigu atau multi-tafsir, menggunakan kerangka waktu sekarang,  bila ditujukan untuk digunakan pada diri sendiri maka ia menggunakan bentuk orang pertama, personal dan bermakna, dan beberapa syarat lain.

Kalimat afirmasi adalah pernyataan tujuan atau goal. Dengan demikian, kalimat afirmasi adalah perintah kepada PBS untuk bertindak atau melakukan sesuatu sesuai dengan pernyataan dalam kalimat afirmasi.

 

PBS Tidak Secerdas yang Anda Pikirkan

PBS memang cerdas, namun ia tidak secerdas yang diperkirakan banyak orang. Di beberapa literatur dinyatakan bahwa PBS sangat cerdas. Dalam beberapa hal, ini benar. Namun PBS tidak cerdas dalam arti ia memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah sendiri. Ia bekerja berdasar prinsip stimulus respons, berdasar perintah, bukan atas inisiatif atau pemikirannya sendiri. Kemampuan berpikir PBS setara dengan anak berusia 8 tahun. Bila PBS begitu cerdas, ia pasti bisa menyelesaikan semua masalah kita. Namun kenyataannya, tidak. PBS butuh tuntunan untuk bisa menyelesaikan masalah. PBS cerdas karena ia sangat menyadari pentingnya resolusi trauma, tapi ia bukan penyelesai masalah. Ia butuh bantuan PS atau diarahkan oleh hipnoterapis untuk menyelesaikan masalah.

 

Yakin Afirmasi Telah Diterima PBS?

Saat melakukan afirmasi, baik dalam kondisi sadar normal atau dalam kondisi hipnosis, kita tentu berharap afirmasi ini masuk dan diterima PBS. Namun hanya berharap tidak bisa memastikan afirmasi benar telah diterima PBS. Untuk itu perlu dilakukan pengecekan ke PBS. Sangat disayangkan, satu tahap penting ini sangat jarang, bisa dibilang tidak pernah, dilakukan oleh mereka yang melakukan afirmasi.

Umumnya orang melakukan afirmasi dan berharap, siapa tahu, afirmasi ini masuk dan diterima PBS menjadi program pikiran untuk mendukung sukses. Pernahkah anda berpikir, bagaimana bila setelah melakukan afirmasi, bisa dengan cara apa saja, ternyata afirmasi ini tidak diterima oleh PBS?

Tentu akan sangat menyenangkan bila kita bisa melakukan pengecekan masuk tidaknya afirmasi ke PBS sehingga kita bisa memutuskan untuk berhenti, tidak perlu menghabiskan banyak waktu, bila afirmasi sudah masuk diterima PBS, atau melakukan pengulangan afirmasi, bila ia belum diterima PBS. Ada cara sangat mudah untuk memastikan apakah benar suatu afirmasi telah masuk dan diterima PBS, sekaligus diketahui kekuatan afirmasi ini. Ini akan saya jelaskan di artikel lain.

 

Afirmasi Mencipta Potensi, Tidak Menggaransi Hasil

Afirmasi yang berhasil masuk dan diterima oleh PBS menjadi program pikiran. Afirmasi ini mencipta potensi, di level PBS, dan perlu ditindaklanjuti dengan tindakan. Tanpa tindakan, tidak mungkin akan ada hasil. Program pikiran yang mendukung goal atau tujuan menjadikan tindakan atau aksi menjadi mudah dilakukan, fokus, dan dengan cepat membangun momentum menuju sukses.

Untuk mencapai sukses, setelah memrogram diri dengan afirmasi positif dan mendukung, kita perlu memiliki keterdesakan untuk bertindak dan kesabaran dalam menunggu hasil.

 

Simpulan

Setelah membaca uraian di atas, saya yakin pembaca kini mengerti apa saja yang perlu diperhatikan untuk bisa melakukan afirmasi efektif dan mencapai tujuan dengan mudah:



Dipublikasikan di https://adiwgunawan.com/index.php?p=news&action=shownews&pid=355 pada tanggal 15 Juli 2019