Uji Hasil Terapi: Kewajiban Terapis dan Hak Klien

Hipnoterapi adalah proses terapi yang dilakukan dalam kondisi hipnosis, bisa menggunakan teknik apa saja. Terdapat dua pendekatan yang biasa digunakan dalam hipnoterapi: bebas konten dan berbasis konten.

Yang dimaksud dengan bebas konten (content free) adalah terapi dilakukan tanpa harus menemukan dan memproses akar masalah. Termasuk dalam pendekatan ini adalah hipnoterapi yang mengandalkan sugesti dan teknik-teknik NLP seperti mengubah strategi perilaku, submodality change, collapsing anchor, power trigger, reverse trigger, fast phobia cure, six step reframing, dan visual squash. Uraian tentang teknik-teknik NLP ini saya jelaskan detil di buku The Secret of Mindset.

Sementara hipnoterapi berbasis konten, biasa disebut sebagai hipnoanalisis, mengutamakan pencarian akar masalah, kejadian paling awal atau rangkaian kejadian, yang menjadi sumber masalah emosi atau perilaku yang klien alami, dan melakukan resolusi pada kejadian-kejadian ini.

Apa pun pendekatan yang digunakan adalah baik karena bertujuan membantu klien mengatasi masalah. Namun ada satu hal sangat penting yang harus diperhatikan oleh setiap hipnoterapis, terlepas dari pendekatan terapi yang ia gunakan. Usai melakukan terapi pada klien, terapis wajib melakukan uji hasil terapi, untuk memastikan terapi yang ia lakukan benar-benar berhasil mencapai tujuan terapeutik yang diharapkan.

Uji hasil terapi harus menjadi satu dengan protokol terapi yang digunakan oleh terapis. Mengingat yang diproses adalah pikiran bawah sadar, hasil terapi tidak perlu menunggu klien pulang ke rumah, besok, lusa, satu atau dua minggu pascaterapi. Hasil terapi bisa langsung diuji dan diketahui usai terapi dilakukan.

Misalnya klien datang dengan masalah fobia jarum suntik. Terapis profesional akan melakukan pre-test dengan meminta klien seolah sedang bertemu dengan jarum suntik. Ini bisa dilakukan secara imajinatif, dengan meminta klien menutup mata dan membayangkan jarum suntik, atau dengan menunjukkan gambar jarum suntik. Tentu akan sangat baik bila terapis menunjukkan jarum suntik riil pada klien.

Saat klien membayangkan atau melihat gambar jarum suntik, ia pasti menunjukkan reaksi emosi negatif seperti takut, cemas, ngeri, dan tubuhnya juga bereaksi, jantung berdebar, napas memburu. Respons tubuh ini adalah indikasi kondisi lawan (fight) atau lari (flight).

Ini adalah pre-test yang wajib dilakukan oleh terapis profesional karena berfungsi sebagai referensi guna dibandingkan dengan hasil terapi.

Usai terapi, hipnoterapis wajib melakukan uji hasil terapi atau post-test. Caranya adalah dengan menunjukkan gambar yang sama pada klien. Terapis melihat dan membandingkan reaksi klien, sebelum dan sesudah terapi.

Terapi yang efektif pasti berdampak positif. Harusnya, setelah terapi, bila klien melihat gambar yang sama, ia tidak bereaksi negatif seperti sebelumnya.

Bila ternyata klien tetap merasa takut atau ngeri, saat melihat jarum suntik, dengan intensitas yang tidak menurun atau hanya berkurang sedikit, ini menunjukkan terapinya tidak efektif.

Bila terapis melakukan terapi pada klien, menggunakan pendekatan yang sama, untuk mengatasi masalah yang sama, selama beberapa sesi, dan klien tetap tidak mengalami perubahan, terapis harus tahu diri. Jangan lanjutkan terapi. Sarankan klien untuk mencari hipnoterapis lain yang lebih kompeten untuk membantu mengatasi masalahnya.

Untuk mampu melakukan terapi dengan efektif sangat dibutuh rasa percaya diri. Namun, yang lebih penting adalah tahu diri. Dan yang paling penting adalah sadar diri. Bila memang kompetensi terapis tidak mampu untuk membantu klien mengatasi masalahnya, terapis harus berani dan jujur menyampaikan hal ini pada klien. Inilah profesionalisme yang harus ditunjukkan terapis.

Hipnoterapis AWGI menggunakan standar komitmen maksimal 4 sesi untuk mengatasi satu masalah. Klien tidak harus menjalani sampai 4 sesi terapi. Bila dalam satu atau dua sesi masalah klien sudah berhasil diatasi, terapi dihentikan. Bila, misal, sampai 4 sesi masalah klien tidak tuntas terselesaikan, hipnoterapis AWGI harus menghentikan sesi terapi dan merujuk klien ke hipnoterapis AWGI lain yang lebih senior.

Hipnoterapis AWGI dilarang dengan sengaja memperpanjang sesi terapi bila ternyata ia tidak mampu membantu klien mengatasi masalahnya dengan tuntas dalam maksimal 4 sesi terapi. Ini bertujuan untuk melindungi klien agar tidak mengeluarkan biaya terapi yang tidak perlu akibat terapis yang tidak kompeten dan tidak sadar diri. Ini juga yang mendasari aturan hipnoterapis AWGI dilarang mengenakan biaya terapi dengan sistem paket atau borongan.

Contoh kasus di atas adalah kasus ringan, fobia jarum suntik. Bagaimana dengan kasus berat? Sama saja, hipnoterapis wajib melakukan uji hasil terapi.

Dengan demikian, validasi hasil terapi dilakukan melalui dua tahap, yaitu pertama, dengan uji hasil terapi yang dilakukan usai terapi, di ruang praktik, dan kedua melalui laporan yang disampaikan klien pada terapis setelah klien pulang ke rumah, menjalani hidupnya seperti biasa dan bertemu dengan hal, situasi, kondisi, orang, atau objek yang sebelumnya membuat klien tidak nyaman.

Apabila dua validasi ini memberikan hasil positif, klien dinyatakan sembuh dan tidak perlu melanjutkan terapi ke sesi berikutnya.

Uji hasil terapi adalah salah satu bentuk profesionalisme, uji kompetensi, dan tanggungjawab hipnoterapis pada klien, dan adalah hak klien yang harus dipenuhi oleh terapis.

Sebagai klien, anda harus tahu hak anda. Bila terapis anda tidak melakukan uji hasil terapi, usai ia menerapi anda, anda berhak minta terapis anda melakukannya. Bila terapis anda tidak bersedia melakukan uji hasil terapi, anda bisa melakukannya sendiri.

Caranya sangat mudah. Anda cukup tutup mata dan mengingat kembali kejadian, situasi, kondisi, orang, atau objek yang sebelumnya membuat anda merasa tidak nyaman. Bila terapinya efektif atau berhasil, saat anda mengingat kembali kejadiannya, perasaan anda netral. Ini artinya masalah anda telah berhasil diatasi.

Bila ternyata saat anda mengingat kembali objek itu dan anda masih merasa tidak nyaman, emosi anda masih bergejolak, tidak ada penurunan intensitas atau intensitas hanya turun sedikit, anda perlu segera menyampaikan ini pada terapis anda agar ia tahu yang anda alami dan rasakan.

Ingat, uji hasil terapi adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap terapis dan sekaligus adalah hak anda sebagai klien, yang harus anda dapatkan. Setiap terapis profesional pasti melakukan uji hasil terapi sebagai bentuk pertanggungjawabannya pada klien.



Dipublikasikan di https://adiwgunawan.com/index.php?p=news&action=shownews&pid=408 pada tanggal 5 Juli 2024