Saat ini di masyarakat ramai dibicarakan acara The Master yang mengusung tema kekuatan pikiran bawah sadar. Saya sendiri semula tidak begitu tertarik menyaksikan acara ini. Namun karena sangat sering mendapat pertanyaan mengenai berbagai fenomena pikiran bawah sadar yang ditunjukkan dalam acara ini akhirnya saya jadi penasaran juga. Saya putuskan menyaksikan acara ini beberapa kali. Dan benar seperti yang saya pikirkan sebelumnya. Acara ini adalah kombinasi antara trik sulap dan stage hypnosis yang dikemas untuk acara hiburan. Tentu saja dengan bumbu penyedap yang berbau metafisis agar lebih laris manis.
Di salah satu episode yang saya tonton tampil seorang hipnotis wanita yang dengan begitu mudahnya menghipnosis 5 orang subjek di atas panggung hanya dengan meniupkan “kecupan”. Setelah itu hipnotis ini melakukan berbagai hal yang intinya “membuat” subjek melakukan berbagai hal lucu, kadang terkesan tidak masuk akal, sehingga penonton tertawa terpingkal-pingkal.
Pertanyaan yang diajukan oleh orang awam saat menyaksikan acara ini antara lain, “Benarkah hipnotis dapat menguasai pikiran subjek dan membuatnya melakukan apapun yang diminta oleh si hipnotis?”, “Bagaimana cara melakukannya?”,”Apakah menggunakan ilmu (magic) tertentu?”
Berikut saya berikan penjelasan ilmiah dari apa yang dilakukan hipnotis yang melakukan hipnosis untuk hiburan. Apa yang dilakukan stage hypnotist sama sekali tidak ada unsur magic. Semuanya ilmiah dan sangat mudah dilakukan bila anda menguasai dasar hipnosis secara benar.
Pertama saya ingin meluruskan satu hal penting yaitu bahwa seorang stage hypnotist, orang yang melakukan hipnosis untuk hiburan, belum tentu seorang hypnotherapist. Namun seorang hypnotherapist pasti mampu melakukan stage hypnosis. Mengapa demikian? Karena untuk menjadi seorang hypnotherapist dibutuhkan pemahaman dan pemahaman ilmu hipnosis dan terapi yang lebih dalam dan menyeluruh. Dengan kata lain seorang stage hypnotist belum tentu bisa melakukan terapi tapi seorang hypnotherapist pasti bisa melakukan stage hypnosis.
Nah, apa yang sebenarnya terjadi di atas panggung, saat seorang stage hypnotist beraksi?
Yang dilihat di panggung adalah “hasil akhir” dari persiapan yang sudah dilakukan dengan sangat hati-hati dan terencana. Nggak lucu kan bila ternyata saat show, eh… subjeknya tidak mau menjalankan perintah yang diberikan si hipnotis.
Nah, apa saja persiapannya?
Persiapan yang paling penting adalah menemukan subjek yang sangat sugestif dan bersedia mengikuti perintah hipnotis saat di atas panggung. Dua komponen ini sangat penting.
Mengapa harus subjek yang bersedia melakukan apa yang diminta hipnotis?
Karena, dan ini tidak diketahui oleh orang awam, saat seseorang dalam kondisi hipnosis,sedalam apapun kondisinya, subjek tetap punya kendali diri sepenuhnya atas apa yang akan ia lakukan. Untuk bisa menjadi subjek yang baik maka ia tidak boleh menolak melakukan apa yang diminta oleh si hipnotis. Dengan kata lain subjek setuju sepenuhnya secara sadar untuk melakukan hal-hal yang diminta oleh hipnotis.
Mengapa perlu subjek yang sangat sugestif?
Karena untuk bisa memunculkan berbagai fenomena trance, seperti positive visual hallucination (melihat sesuatu yang tidak ada menjadi ada ,misalnya bintang film terkenal, ice cream, dll), negative visual hallucination (apa yang ada menjadi tidak tampak), positive/negative auditory hallucination (bisa mendengar bunyi-bunyian tertentu padahal bunyi ini sebenarnya tidak ada atau sebaliknya yang ada bunyi menjadi tidak terdengar), amnesia (lupa angka, nama, salah dalam menghitung, dll), rigid catalepsy (tubuh menjadi kaku), anesthesia (pembiusan secara mental sehingga subjek tidak bisa merasakan perasaan sakit di tubuhnya), halusinasi olfaktori dan gustatori (klien bisa merasakan seakan-akan sedang makan, minum, atau menikmati sesuatu), kinestetic delusion, dan lain-lain dibutuhkan kedalaman hipnosis yang sesuai. Dan paling aman adalah bila bisa membawa subjek masuk sampai ke level profound somnambulism dengan cepat dan pasti. Dan untuk mudahnya maka hipnotis harus mencari dan menemukan subjek tipe ini. Subjek tipe ini dikenal dengan nama natural somnmabulist dan jumlah sekitar 5% dari populasi.
Bila ada subjek tipe natural somnambulist maka siapa saja bisa menjadi stage hypnotist. Lho kok bisa? Ya jelas bisa. Karena subjek tipe ini sangat mudah masuk deep trance dan perintah apapun yang diberikan oleh orang lain cenderung akan dijalankan.
Pertanyaanya sekarang, “Bagaimana menemukan subjek tipe natural somnambulist atau sangat sugestif?”
Kalau untuk acara seperti di The Master maka hipnotis akan menyiapkan sebelum acara dimulai. Ini yang jarang orang ketahui. Kan nggak lucu kalau pas acara waktu dihipnosis ternyata subjek nggak bisa atau nggak mau masuk kondisi trance atau nggak mau menjalankan perintah si hipnotis.
Biasanya sebelum acara, setelah menemukan subjek yang sesuai, maka hipnotis akan meng-instal program tertentu yang akan dijalankan di atas panggung saat acara berlangsung. Misalnya si hipnotis memasang program, “Bila saya meniup ke arah anda (atau bila saya menjentikkan jari saya) maka anda akan langsung tidur yang sangat dalam!”. Nah, di atas panggung saat program ini dijalankan maka subjek akan langsung masuk ke kondisi yang diinginkan.
Bila hipnotis tidak sempat menyiapkan subjeknya maka ia bisa memilih dari penonton. Untuk ini perlu dilakukan uji sugestibilitas untuk melihat siapa yang paling sugestif. Nah, orang-orang ini yang diminta tampil di depan dan akhirnya menjadi “Bintang Tamu” di acara itu. Untuk ini dibutuhkan jam terbang yang cukup agar bisa memilih subjek dengan cepat dan akurat.
Setelah didapatkan subjek yang sangat sugestif selanjutnya acara akan berjalan sesuai kreativitas si hipnotis. Biasanya hipnotis telah menyiapkan skenario apa yang akan ia lakukan di atas panggung. Sudah tentu dengan bumbu penyedap berupa musik, lighting, dan kesan dahsyat yang ia ciptakan agar penonton melihat betapa hebatnya si hipnotis.
Untuk subjek yang dipilih dari penonton maka hipnotis harus mampu melakukan induksi dengan sangat cepat untuk membawa subjek masuk ke kondisi deep trance atau profound somnambulism. Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan shock induction.
Mengapa dengan shock induction bisa begitu cepat?
Karena saat subjek dibuat kaget, biasanya dengan suatu sentakan, baik di bahu, di lengan, atau dengan cara lain, maka saat itu faktor kritis di pikiran sadar subjek terbuka sesaat dan hipnotis langsung memasukkan satu sugesti “Tidur”. Selanjutnya hipnotis memperdalam kondisi ini dengan teknik tertentu untuk memastikan subjek masuk di kondisi deep trance. Setelah ini barulah show dilakukan.
Namun ini semua, sekali lagi, hanya bisa dilakukan bila subjek bersedia secara sadar atau tidak menolak. Bila klien menolak maka dijamin hipnosis tidak akan bisa dilakukan. Dan jika kita cermati di layar kaca, saat acara berlangsung, maka yang tampak adalah subjek dengan ciri-ciri wajah tertentu. Dan ini adalah ciri-ciri mereka yang sugestif.
Ada yang bertanya, “Pak, kok bisa tanpa perlu mengucapkan kata apapun, hanya dengan menggunakan bahasa isyarat tertentu, si hipnotis bisa membuat subjeknya, misalnya tidur, tertawa, atau lupa nama?”
Oh, kalau ini penjelasannya sangat mudah dan logis. Kemarin malam waktu ada acara gathering milis Money Magnet di Surabaya saya mendemokan hal ini kepada seorang peserta yang sebelumnya merasa sulit masuk ke kondisi somnambulism.
Hanya dalam waktu sekejap, dan ini benar-benar instan karena saya tidak melakukan induksi apapun, hanya memberikan perintah tertentu, peserta ini langsung masuk ke kondisi profound somnambulism dan dia sendiri tidak tahu kalau sudah berada di kedalama ini. Beberapa alumnus QHI yang hadir dan juga hipnoterapis aktif tahu pasti level kedalamannya karena saya, tanpa diketahui oleh peserta ini, melakukan uji kedalaman trance dengan cepat. Selanjutnya saya memberikan “program”, “Bila anda melihat saya menjentikkan jari saya seperti ini (saya tunjukkan menjentikkan jari) maka anda akan langsung lupa nama anda. Anda lupa kalau telah saya beri “program” ini.” Setelah itu saya bertanya kepada peserta ini apa yang baru saya sampaikan dan ia sama sekali tidak ingat. Ini adalah amnesia. Dan benar, saat saya menjentikkan jari saya dan menanyakan siapa namanya maka peserta ini sama sekali tidak bisa ingat namanya.
Bagi peserta lain yang melihat proses sebelumnya, saya memasukkan program dan membuat peserta ini amnesia, maka saat saya menjentikkan jari dan peserta ini benar-benar lupa namanya, ini adalah hal yang biasa saja. Lumrah….logis. Lha, programnya memang begitu.
Namun bagi mereka yang tidak tahu proses di balik ini dan hanya melihat saya menjentikkan jari eh.. tahu-tahu…subjek lupa namanya maka ini menimbulkan kesan dahsyat, luar biasa, magis, dan lain sebagainya bergantung kesan apa yang ingin diciptakan oleh si hipnotis.
Anda jelas sekarang? Ini semua bergantung persiapan yang matang dan kreativitas hipnotis.
Setelah anda membaca sejauh ini maka anda pasti mengerti apa sih sebenarnya yang dilakukan oleh para stage hypnotist. Pertunjukkan ini semakin seru saat dimasukkan unsur sulap dengan trik yang canggih.
Satu hukum yang harus ditaati oleh semua stage hypnotist yaitu kita tidak boleh melakukan sesuatu yang akan membahayakan keselamatan subjek, baik secara fisik, mental, emosi, dan spiritual, dan juga tidak boleh mempermalukan subjek. Prinsipnya adalah kita hanya boleh melakukan atau memberikan perintah kepada seseorang bila kita sendiri mau menjalankan perintah itu. Do unto others what you want others do unto you.
Perintah atau sugesti harus dirancang dengan hati-hati dengan mempertimbangkan banyak hal agar tidak menimbulkan efek negatif terhadap subjek.
Ini satu contoh ya. Pada tahun 1993 seorang subjek hipnosis di Inggris, yang dihipnosis dalam satu pertunjukkan, dan mendapat sugesti, “Anda merasakan sekarang tubuh anda seakan-akan dialiri listrik bertegangan 10.000 volt.” Tanpa diketahui oleh si hipnotis subjek ini ternyata punya phobia terhadap listrik akibat pengalaman traumatik di masa kecilnya.
Beberapa jam sepulang dari pertunjukkan ini subjek ditemukan meninggal. Tentu saja keluarganya tidak terima dan mengajukan tuntutan. Dari penelitian yang dilakukan dicapai kesimpulan bahwa mungkin subjek meninggal karena faktor lain. Pengadilan kemudian memutuskan bahwa hipnotis tidak bersalah. Namun terlepas dari hasil persidangan kita tentu saja sangat menyayangkan apa yang dilakukan oleh si hipnotis ini.
Kasus lain yang bisa terjadi adalah saat subjek dalam kondisi deep hypnosis ada kemungkinan repressed material yang selama ini tidak bisa naik ke permukaan akhirnya keluar dan terjadilah ledakan emosi yang dikenal dengan istilah abreaction atau catharsis.
Jika stage hypnotist tidak menguasai benar teknik hipnoterapi maka kondisi ini akan sangat merugikan subjek. Ibarat luka lama yang terbuka tapi tidak diobati. Efeknya bisa sangat negatif.
Stage hypnosis memang asyik dan bisa sangat menghibur. Namun kita harus melakukannya dengan integritas, karakter, dan penuh rasa hormat kepada subjek.
Bagi anda yang berminat untuk mendalami stage hyponis saya sarankan untuk membaca The New Encyclopedia of Stage Hypnotism dan Professional Stage Hypnotism karya Ormond McGill dan The Ronning Guide to Modern Stage Hypnosis karya Geoffrey Ronning.
Dipublikasikan di https://adiwgunawan.com/index.php?p=news&action=shownews&pid=48 pada tanggal 21 Juli 2010