Ultimate Depth

“There is no coincidence” begitu kata Master Oogway dalam film Kungfu Panda. Sejak masih di Berkeley, saat belajar ke Anna Wise minggu lalu, sesi private workshop yang kedua, hingga saat kepulangan saya ke Indonesia, saya mendapat beberapa pertanyaan khususnya dari rekan-rekan praktisi, pemerhati, dan pecinta teknologi pikiran yang dikirim ke saya melalui baik sms maupun email. Pertanyaan yang mereka ajukan kepada saya ternyata sama yaitu mereka menanyakan mengenai kedalaman trance yang dikenal dengan Ultra Depth.

Pertanyaan yang mereka ajukan antara lain, “Apakah level Ultra Depth itu?”, “Siapa yang menemukan level ini?”, “Bagaimana cara mempelajarinya?”, “Apa bukti ilmiah yang membuktikan bahwa level Ultra Depth adalah level paling dalam yang bisa dicapai manusia?”, “Bisakah tekniknya dilakukan secara masal?”, “Bisakah masuk ke Ultra Depth seorang diri?”

Saya tidak tahu apa yang menjadi pemicu sehingga tiba-tiba ada beberapa orang yang sangat tertarik untuk lebih memahami level kedalaman trance, yang konon, adalah level terdalam yang bisa dicapai manusia, berdasar riset yang dilakukan Walter Sichort. Saat ini James Ramey, salah satu murid Sichort, dipercaya untuk meneruskan penelitian, pengembangan, dan mengajarkan Ultra Depth Process, yaitu teknik spesifik untuk bisa mencapai level kedalaman Ultra Depth atau yang sekarang lebih dikenal dengan level Sichort.

Apa sih sebenarnya Ultra Depth itu? Bagaimana cara untuk bisa masuk ke kedalaman ini? Apa manfaatnya? Apakah ini sama dengan kondisi hipnosis?

Pertanyaan ini juga yang dulu berkecamuk di benak saya saat pertama kali membaca mengenai level Sichort. Sebagai seseorang yang sangat passionate dengan dunia pikiran dan segala sesuatu yang berhubungan dengan fenomena pikiran sudah tentu saya tidak akan membiarkan informasi ini lewat begitu saja.

Akhirnya saya menghubungi James Ramey di Amerika dan dimulailah perjalanan mendalami dan mempelajari teknik yang dikenal dengan Ultra Depth Process.

Butuh waktu yang tidak sedikit untuk benar-benar mengerti dan menguasai prosedurnya. Untungnya saya adalah seorang praktisi dan juga pengajar hipnoterapi. Saya sangat terbantu karena telah mempunyai dasar pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman mengenai prosedur teknis untuk membimbing klien masuk ke kondisi very deep trance atau profound somnambulism.

Untuk memahami level Sichort, kita perlu memahami level kedalaman trance. Ada banyak skala kedalaman trance yang digunakan dalam dunia hipnoterapi. Skala itu diciptakan oleh pakar yang berbeda.

Skala trance ini terdiri atas dua komponen yaitu depth (kedalaman) dan objective symptoms. Depth umumnya terdiri atas 5 hingga 8 level; insusceptible, hypnoidal, light trance, medium trance, artificial somnambulism, deep or somnambulistic trance, coma or plenary state, dan hypnosleep. Sedangkan objective symptoms yang merupakan sublevel dari depth bisa mencapai antara 30 hingga 50. Ini adalah fenomena fisik dan pikiran yang bisa muncul atau dimunculkan pada depth tertentu.

Umumnya kita mengenal Davis-Husband Scale, Le Cron-Bordeuaux Scale, Heron Depth Scale, Arons Master Depth Rule, Hartman Depth Scale, dan Kappas Scale.

Agar tidak bingung maka saya akan menjelaskan kedalaman trance menggunakan pendekatan yang sedikit berbeda. Untuk mudahnya begini. Kita tentukan dulu dua level yang menjadi batas atas dan bawah. Batas atas adalah kondisi saat kita sadar, kondisi saat kita berpikir dan fokus. Kita sadar sesadar-sadarnya apa yang kita rasakan, lakukan, alami, atau pikirkan. Batas ini dikenal dengan nama normal waking consciousness atau kesadaran bangun normal. Sedangkan yang menjadi batas bawah adalah kondisi saat kita “tidak sadar” atau saat kita tidur.

Di antara batas atas dan bawah terdapat begitu banyak level kesadaran “khusus” yang dikenal sebagai “altered state of consciousness” (ASC). ASC terdapat tidak hanya di antara dua batas ini tapi juga terdapat di bawah batas bawah dan juga di atas batas atas.

Salah satu skala kedalaman trance yang cukup populer dalam dunia hipnoterapi adalah skala Elman. Elman membagi kedalaman trance menjadi: light trance, medium trance, somnambulism, Esdaile, dan hypnosleep. Masih menurut Elman, 2 level pertama yaitu light dan medium trance adalah level yang sama sekali tidak bermanfaat untuk terapi. Terapi hanya bisa dilakukan efektif pada level somnambulism. Sedangkan level Esdaile dan hypnosleep mempunyai manfaat terapeutik yang agak berbeda.

Skala lain yang awalnya diajarkan pada tahun 1940an dan masih banyak digunakan hingga saat ini adalah skala Harry Arons. Untuk lebih mudah memahami setiap level relaksasi pikiran atau mental maka saya akan menjelaskan fenomena  yang menjadi ciri setiap level.

Harry Arons membagi level relaksasi mental menjadi 6 level. Persis di bawah batas atas, normal waking consciousness terdapat kondisi relaksasi yang dikenal dengan nama hypnoidal.

Ini adalah kondisi relaksasi yang paling mudah dicapai. Kondisinya mirip dengan orang yang sedang melamun. Salah satu ciri kondisi hypnoidal adalah eye catalepsy atau mata yang tidak bisa dibuka walaupun kita ingin membukanya.

Di bawah hypnoidal terdapat level light trance yang bercirikan kondisi sugestibilitas meningkat karena kelompok otot yang mengalami catalepsy menjadi meluas ke bagian tubuh yang lain.

Di bawah lagi ada level medium trance dengan ciri atau karakteristik berupa catalepsy pada kelompok otot besar yang mengakibatkan seseorang tidak bisa bergerak, tidak bisa bangkit dari kursi, atau tidak bisa jalan. Pada level ini seseorang juga bisa mengalami aphasia atau kesulitan berbicara karena mendapat sugesti demikian.

Di bawah medium trance terdapat level threshold of somnambulism yang merupakan level kedalaman minimal untuk melakukan hipnoterapi yang efektif. Kedalaman ini minimal harus dicapai agar teknik advanced seperti hypnoanalysis, age regression, ego state therapy, dan forgiveness therapy, atau bahkan death bed therapy dapat dilakukan secara efektif dan mudah. Ciri utama pada level ini adalah terjadinya amnesia (klien menjadi lupa sesuatu) dan analgesia (berkurangnya intensitas rasa sakit).

Di bawah lagi terdapat level full somnambulim. Pada level ini klien menjadi sangat sugestif dan bila diberikan suatu sugesti maka pengaruh sugesti akan bertahan (sangat) lama.

Kedalaman full somnambulim mutlak dibutuhkan untuk melakukan anestesi (untuk operasi dan melahirkan) atau untuk age regression. Level ini tidak cocok untuk teknik direct suggestion yang bertujuan melakukan perubahan perilaku seperti menghentikan kebiasaan merokok, atau menggigit jari. Satu ciri utama pada level ini adalah possitivie hallucination.

Level paling dalam pada skala Harry Arons adalah profound somnambulism. Level ini mencakup semua hal positif dari level full somnambulim dan ditambah dengan kemampuan negative hallucination.

Tepat di bawah profound somnambulism terdapat level Esdaile atau yang juga dikenal dengan hypnotic coma. Satu hal yang perlu dipahami yaitu kondisi hypnotic coma ini tidak sama dengan kondisi medical coma. 

Kondisi Esdaile ini adalah kondisi di mana seseorang merasa begitu senang dan bahagia. Ini adalah kondisi euphoria. Orang yang masuk ke dalam kondisi ini biasanya tidak mau keluar dari kondisi ini karena begitu “enak” dan “nikmat”nya kondisi ini, semua masalahnya hilang, semua sempurna adanya. Jika seorang klien atau subjek masuk ke kondisi ini maka dibutuhkan keahlian khusus untuk bisa membawa klien keluar. Jika tidak, maka klien akan terus berada di level ini.
 
Level Esdaile tidak cocok untuk terapi karena pada kondisi ini pikiran kita tidak bisa menerima sugesti apapun. Level ini digunakan untuk total anestesia, untuk painless childbirthing atau melahirkan tanpa rasa sakit, stress management, dan bisa digunakan oleh dokter untuk membantu mengembalikan posisi tulang atau otot pasiennya, dengan cara mengurut bagian yang dislokasi, saat pasien berada di kondisi Esdaile.

Dari level profound somnambulism subjek/klien dapat dibawa turun ke level Esdaile dengan cepat dan mudah, hanya membutuhkan waktu sekitar 4 menit saja.

Di bawah level Esdaile terdapat level catatonic. Ini adalah kondisi di mana tubuh subjek atau klien menjadi plastis tapi kaku/terkunci, tanpa pemberian sugesti, dan bisa diposisikan pada posisi/postur tertentu dalam waktu yang lama dan postur itu sama sekali tidak akan berubah. Level ini tidak digunakan dalam terapi. Di bawah level catatonic inilah terletak level Sichort.

Lalu bagaimana caranya untuk bisa masuk ke level Sichort?

Oh, mudah. Saya akan mengulang level kedalaman trance agar anda bisa mendapat gambaran yang utuh. Langkah awal adalah kita membawa subjek dari kondisi hypnoidal (light trance), medium trance, full somnambulism, hingga ke kedalaman profound somnambulism. Ini hanya langkah awal, lho.

Dan untuk setiap level kedalaman trance di atas kita perlu melakukan tes. Tes ini harus dilakukan agar kita benar-benar yakin dan pasti posisi kedalaman yang dicapai subjek pada suatu saat. Bila subjek tidak lolos tes, pada kedalaman tertentu, berarti ia belum berhasil mencapai level yang kita inginkan. Maka kita perlu melakukan deepening lagi untuk memperdalam trance sehingga dicapai level yang diinginkan.

Saat subjek berhasil mencapai kedalaman tertentu maka akan diberikan sugesti tertentu, sebagai anchor, untuk bisa membawa subjek langsung masuk kembali ke dan keluar dari kedalaman tersebut. Demikian seterusnya.

Setelah berhasil mencapai profound somnambulism, subjek dibimbing masuk ke level Esdaile. Seorang operator yang cakap akan mampu melakukan hal ini hanya dalam waktu maksimal 4 menit. Operator akan memberikan tes untuk memastikan subjek telah benar-benar berada di level Esdaile. Total ada 6 tes yang diberikan. Dan subjek harus lolos semua tes ini. 

Satu level di bawah adalah level catatonic. Ini adalah level non-suggested state. Fenomena yang timbul pada level ini terjadi dengan sendirinya tanpa perlu sugesti apapun. Pada level ini juga dilakukan tes kedalaman.

Baru setelah ini semua berhasil dicapai, subjek akhirnya bisa masuk ke kondisi Sichort melalui relaksasi masa bayi.

Jadi, kunci untuk masuk ke level Sichort sebenarnya adalah kecakapan untuk driving depth atau deepening. Semakin cakap kita maka semakin mudahlah membimbing subjek masuk ke level Sichort.

Saat mengajar Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy di program magister (S2) pikologi di Universitas Surabaya baru-baru ini saya membimbing dua orang mahasiswa saya hingga mencapai level catatonic. Saya juga mengukur aktivitas gelombang otak mereka. Dan dari sini saya mendapatkan beberapa temuan menarik yang menvalidasi beberapa pemikiran saya mengenai metode deepening yang lebih cepat dan efektif untuk membawa subjek turun ke kedalaman trance yang kita inginkan.

Saya sengaja tidak membawa mereka ke level Sichort karena materi yang saya bahas adalah hipnoterapi, bukan level Sichort. Selain itu saya juga tidak ingin mahasiswa saya bingung atau malah terlalu berambisi untuk masuk ke kondisi Sichort, yang untuk saat ini sebenarnya tidak mereka butuhkan.

Hasil pengukuran dengan DBSA menunjukkan bahwa pada level catatonic, gelombang beta, alfa, theta, dan delta, semuanya aktivitasnya sangat minim. Hal ini tampak pada amplitudo yang sangat rendah dan stabil, tidak terjadi flare atau lonjakan amplitudo pada segmen frekuensi tertentu, seperti yang biasa terjadi pada level kedalaman trance yang di atasnya.

Apa saja yang bisa dilakukan pada level Sichort?

Kita bisa melakukan, antara lain, Mind-to-Mind Healing, Computer Console Technique, Skywalker Technique, Cellular Reeducation Technique, Hallway of Doors Technique, dan Warehouse Technique.

Ada yang bertanya, “Apakah level Sichort ini juga termasuk dalam kondisi hipnosis?”

Beberapa pakar mengatakan bahwa level Sichort bukan level hipnosis karena kondisi hipnosis hanya sampai di kedalaman profound somnabulism. Bahkan masih menurut pakar yang lain, pada level Esdaile pikiran bawah sadar tidak menerima sugesti dalam bentuk apapun.

Ada pro dan kontra mengenai pernyataan di atas. Saya pribadi lebih suka mengacu pada pernyataan yang dikeluarkan oleh U.S. Dept. of Education, Human Services Division, yang menyatakan, “Hypnosis is the bypass of the critical factor of the conscious mind and followed by the establishment of acceptable selective thinking” atau “hipnosis adalah penembusan faktor kritis dari pikiran sadar dan diikuti dengan diterimanya sugesti atau pemikiran tertentu (oleh pikiran bawah sadar)”.

Dari apa yang saya pelajari, khususnya dengan update pengetahuan dari Anna Wise, saya menyimpulkan bahwa kondisi Sichort bukan kondisi hipnosis. Kondisi hipnosis bermain di level pikiran bawah sadar sedangkan Sichort bermain pada level pikiran nirsadar.

Salah satu indikasi bahwa level Sichort bermain di level nirsadar adalah karena pada level ini proses healing pada aspek fisik terjadi 6 hingga 10 kali lebih cepat dari keadaan normal. Sedangkan pada Computer Console Technique bisa dilakukan healing pada berbagai sistem tubuh yang bersifat otonom. Dan dari riset diketahui bahwa bagian pikiran yang mengendalikan fungsi tubuh yang otonom adalah pikiran nirsadar, bukan pikiran bawah sadar.

Ada yang bertanya kepada saya mengapa saya tidak mengajarkan Ultra Depth Process di pelatihan Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy yang saya selenggarakan?

Alasan utama adalah saya tidak melihat banyak manfaat yang bisa dicapai orang awam, apalagi hipnoterapis pemula, untuk menggunakan kondisi Sichort. Dalam hipnoterapi, level kedalaman optimal untuk melakukan terapi yang efektif adalah profound somnambulism. Dan ini telah dibuktikan dengan efektivitas hasil terapi yang dilakukan alumni pelatihan QHI. Mereka sama sekali tidak perlu membawa klien masuk ke kondisi Sichort untuk melakukan terapi secara efektif. Cukup hanya di level profound somnambulism saja.

Nah, untuk membawa subjek atau klien ke kedalaman profound somnambulism bukanlah hal yang mudah. Apalagi bila teknik induksi yang digunakan tidak tepat. Jika level ini saja tidak bisa dicapai maka tidak mungkin bisa mencapai level berikutnya.

Cukup riskan bila hipnoterapis pemula langsung belajar untuk membimbing klien masuk ke level Sichort. Sangat besar kemungkinan mereka akan gagal. Jika di tahap awal pembelajaran mereka telah sering mengalami kegagalan maka ini akan berakibat negatif terhadap rasa percaya diri mereka.

Selain itu, dari sekian banyak literatur yang saya pelajari, tidak ada satupun yang menyatakan perlunya melakukan hipnoterapi hingga ke kedalaman di bawah profound somnambulism, apalagi pada level Sichort. Nama-nama besar seperti McGill, Erickson, Tebbetts, Boyne, Spiegel, Elman, Kein, Churchill, Haley, Rossi, Hilgard, dan Watkins tidak pernah menyarankan baik secara eksplisit atau implisit mengenai perlunya kedalaman di bawah profound somnambulism untuk melakukan hipnoterapi. Saya juga telah berusaha mencari informasi di jurnal hiposis/hipnoterapi internasional mengenai pemanfaatan kondisi Sichort untuk (hipno)terapi. Namun hingga saat ini belum atau tidak mendapatkan informasi mengenai hal ini.

Saat saya mempelajari Ultra Depth jujur saya tidak punya bukti ilmiah, melalui pengukuran dengan instrumen tertentu, yang mendukung bahwa ini adalah level paling dalam yang bisa dicapai seseorang. Saya percaya apa yang dikatakan oleh Sichort melalui cross check dengan literatur lain yang membahas kedalaman trance. Dan memang benar, Ultra Depth jauh lebih dalam dari level trance yang biasa digunakan untuk terapi.

Namun sekarang saya bisa mengukur dengan menggunakan Mind Mirror dan ESR. Dari sini akan tampak seberapa dalam relaksasi pikiran/mental dan fisik yang berhasil dicapai seseorang saat ia berada di level Sichort. 
 
Apakah teknik ini bisa dilakukan secara masal? Tidak bisa dan tidak mungkin. Mengapa tidak mungkin? Karena untuk masuk ke level Sichort perlu dilakukan tes atau uji kedalaman pada setiap level trance. Uji ini sangat penting untuk memastikan subjek benar-benar turun ke kedalaman yang diinginkan secara bertahap. Jika jumlah orangnya banyak maka tidak mungkin uji kedalaman bisa dilakukan pada masing-masing individu.

Apakah kita bisa masuk ke level Ultra Depth seorang diri? Oh, tentu bisa. Kita bisa dengan cara mengaktifkan trigger tertentu yang dipasang oleh operator yang sebelumnya membantu kita masuk ke kondisi Sichort. Jadi, untuk tahap awal kita tetap membutuhkan bantuan operator.

Pembaca, jika anda cukup jeli, judul artikel saya di atas adalah Ultimate Depth Process, bukan Ultra Depth Process. Mengapa saya menggunakan judul Ultimate Depth Process?

Saya memang mempelajari Ultra Depth Process. Dan sekarang dengan berbagai update pengetahuan yang saya dapatkan dari Anna Wise dan Tom Silver, dan seperti yang saya katakan di atas bahwa inti dari Ultra Depth adalah bagaimana kita melakukan deepening, maka saat ini saya telah mengembangkan teknik saya sendiri untuk mencapai kedalaman seperti Ultra Depth.

Saya mengatakan “seperti” Ultra Depth karena saya berpatokan pada aktivitas dan pola gelombang otak, baik pada aspek frekuensi dan amplitudo, yang diukur dengan menggunakan Mind Mirror, maupun relaksasi fisik, yang diukur dengan menggunakan ESR, pada saat seseorang masuk ke kedalaman ini. Hasil pengukuran ini sangat akurat karena tidak sekedar mengandalkan uji kedalaman konvensional seperti yang dilakukan selama ini.

Dari Anna Wise saya belajar satu hal yang luar biasa yaitu dengan menggunakan semantik tertentu kita dapat membawa seseorang masuk dengan sangat cepat ke kedalaman yang belum pernah ia capai sebelumnya.

Lalu apa yang membedakan Ultimate Depth Process dan Ultra Depth Process?

Perbedaannya ada pada proses membawa subjek turun. Jika Ultra Depth Process banyak menggunakan progresive relaxation yang telah dimodifikasi dan deepening yang berulang plus pengujian kedalaman trance, maka Ultra Depth Process lebih bermain pada semantik dan protokol yang secara bertahap namun cepat mampu mereduksi segmen gelombang otak tertentu dan membuka jalur pikiran bawah sadar dan nirsadar. Ultimate Depth Process dikembangkan berdasar pada hasil pengukuran relaksasi pikiran dan fisik dengan menggunakan Mind Mirror dan ESR.

Level kedalaman yang jauh di bawah profound somnambulism, baik itu level Esdaile, Catatonic, Hypnosleep, maupun Ultra Depth, adalah wilayah yang asyik untuk dijelajahi. Namun ini lebih untuk tujuan eksperimen.



Dipublikasikan di https://adiwgunawan.com/index.php?p=news&action=shownews&pid=53 pada tanggal 21 Juli 2010