Bibliotherapy

4 Februari 2013 13:52

Charles Tebbets dalam bukunya Miracles on Demand (1985), yang kini telah menjadi buku klasik di dunia hipnoterapi, menyatakan bahwa sebagian besar perilaku maladaptif adalah hasil dari respon penyesuaian yang tidak tepat, yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan masa kecil, yang tidak sesuai dengan situasi atau kondisi saat dewasa.

Respon penyesuaian yang tidak tepat ini didorong oleh (sistem) kepercayaan / belief yang dipegang seseorang yang menjadi landasan pijak berpikir, berucap, bertindak, dan berperilaku. Kepercayaan ini bisa berasal dari ide yang ditanamkan ke pikiran bawah sadar oleh figur otoritas, seperti orangtua dan atau guru, dari pengalaman yang diberi pemaknaan negatif akibat keterbatasan pengetahuan dan kebijaksanaan, dari lingkungan, dan dari informasi yang didapat baik melalui bacaan, televisi, radio, atau internet.

Ada banyak cara untuk mengubah kepercayaan, dari masa kecil atau remaja, yang tidak kondusif untuk hidup klien dewasa. Terapis bisa melakukan reedukasi baik saat dalam kondisi sadar atau dalam kondisi pikiran yang rileks (deep hypnosis).

Bila dilakukan dalam kondisi sadar normal biasanya terapis akan menunjukkan, dengan menggunakan logika pikiran sadar, bahwa apa yang diyakini klien sebagai hal yang benar atau baik ternyata berpengaruh negatif terhadap hidup klien. Agar bisa hidup nyaman klien perlu meninggalkan kepercayaan ini dan mengadopsi kepercayaan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan hidup klien.

Upaya untuk mengubah kepercayaan klien, secara sadar, akan mendapat perlawanan dari critical factor sehingga akan lebih sulit dilakukan karena fungsi critical factor menjaga konsistensi data yang ada di pikiran bawah sadar sehingga tidak mudah berubah atau diubah.

Bila dilakukan langsung di pikiran bawah sadar, dalam kondisi hipnosis yang dalam, keberhasilan mengubah kepercayaan bergantung pada beberapa hal. Bila kepercayaan ini bukanlah hal yang bersifat prinsip maka akan lebih mudah dilakukan. Bila kepercayaannya bersifat prinsip, dibutuhkan upaya ektra. Semakin kepercayaan ini mendekati “inti diri” maka semakin sulit diubah.

Cara yang umumnya digunakan untuk mengubah kepercayaan adalah dengan mencari tahu struktur pembentukan kepercayaan yang meliputi aspek kapan kepercayaan ini masuk dan tertanam di pikiran bawah sadar klien, siapa yang melakukannya, intensitas emosi yang terjangkar, dan dalam konteks kejadian apa. Hal ini bisa dilakukan dengan teknik hypnoanalysis yang dikombinasikan dengan age regression. Setelah berhasil menemukan struktur pembentukannya terapis melakukan dekonstruksi kepercayaan dan dilanjutkan dengan rekonstruksi, mengubah kepercayaan lama menjadi kepercayaan baru.

Namun dalam beberapa kasus yang cukup rumit masalah muncul karena ada beberapa atau serangkaian kepercayaan yang bekerja simultan yang menjadi penghambat penyelesaian kasus. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mengurai dan melemahkan kepercayaan penghambat ini. Dari pengalaman klinis saya menemukan ada faktor lain yang menjadi penyebab timbulnya masalah dalam hidup klien, selain kepercayaan yang menghambat. Faktor lain ini adalah minimnya pengetahuan atau database yang bisa digunakan sebagai acuan berpikir, bertindak, berubah dan berkembang sehingga klien akan selalu hanya mengacu pada pengetahuan atau data yang sudah usang untuk menjalankan hidupnya. Ibaratnya, klien punya GPS namun dengan data yang sudah usang.

Lama terapi yang berlangsung antara antara 2 sampai maksimal 3 jam per sesi tidak memungkinkan untuk bisa mengajari klien banyak hal yang perlu ia ketahui. Untuk menyiasati hal ini selain hipnoterapi saya juga menggunakan bibliotherapy.

Bibliotherapy, sesuai namanya, terdiri atas dua kata yaitu bibliography dan therapy. Bibliography adalah daftar buku yang digunakan untuk meriset satu topik. Terjemahan bebasnya adalah buku. Dengan demikian bibliotherapy adalah terapi yang dilakukan dengan menggunakan / memanfaatkan informasi yang berasal dari buku yang disesuaikan dengan kebutuhan klien. Bibliotherapy bisa dilakukan bersaman dengan proses hipnoterapi atau berdiri sendiri.

Bila bibliotherapy dilakukan di dalam sesi hipnoterapi maka terapis perlu menjelaskan terlebih dahulu siapa penulis buku yang isinya akan dibacakan kepada klien. Hal ini bertujuan untuk membangun otoritas penulis. Semakin tinggi otoritas penulis di mata klien akan sangat baik. Informasi yang disampaikan akan menjadi sugesti yang sangat kuat karena dilakukan dalam kondisi hipnosis yang dalam.

Bila bibliotherapy dilakukan di luar sesi hipnoterapi maka saat dalam kondisi hipnosis yang dalam terapis menjelaskan bahwa setelah sesi terapi ia akan memberi buku yang perlu dibaca oleh klien. Terapis menjelaskan judul buku, bab yang perlu dibaca (bisa sebagian bisa keseluruhan buku), latar belakang penulis, dan ditambah dengan sugesti bahwa saat membaca buku ini klien langsung masuk ke dalam kondisi hipnosis yang dalam, membaca, memahami, dan menyerap semua informasi yang ia baca untuk perubahan dirinya.

Hal yang perlu diperhatikan yaitu terapis perlu benar-benar tahu isi buku yang disarankan kepada klien. Sebaiknya buku ini berisi pengetahuan atau informasi yang bersifat netral, tidak berdasar agama tertentu. Bila bukunya bersifat spiritual maka sesuaikan dengan agama klien.

Setelah klien membaca buku yang disarankan, mendapat pemahaman baru, barulah terapi dilanjutkan. Dengan cara ini sesi terapi lanjutan akan lebih efektif dan efisien karena pemahaman klien yang telah meningkat.

Bibliotherapy bekerja berdasar prinsip kerja pikiran bawah sadar yang menyatakan bahwa pikiran bawah sadar sangat cerdas di bidang yang ia pahami dan kuasai dengan baik dan sangat bodoh di bidang yang ia tidak kuasai atau pahami dengan baik.

Seringkali terapis memberi sugesti agar klien semakin maju di aspek tertentu, misalnya lebih efektif dalam berkomunikasi, lebih bisa memahami karakter pasangan atau anak, lebih cerdas dalam mengambil keputusan, lebih pintar berbahasa Inggris, lebih mampu mengutarakan pendapat, lebih efektif dalam menyatakan perasaan sayang atau cinta kepada keluarga, dan sebagainya.

Semua ini tidak mungkin bisa terjadi hanya dengan bekal sugesti saja. Sugesti untuk lebih maju di aspek tertentu bisa diterima dan dimengerti pikiran bawah sadar. Namun untuk bisa melaksanakan sugesti ini dibutuhkan pengetahuan sebagai dasar berpikir dan bertindak. Bila pengetahuan ini tidak dimiliki klien akibatnya sugesti untuk lebih berkembang tidak bisa dijalankan sesuai harapan.

Saya kebetulan punya koleksi lcukup banyak buku dengan beragam topik, misalnya  pengembangan diri, relasi, komunikasi, bisnis, spiritual, pendidikan, dan keluarga yang belum saya masukkan ke situs.

Biasanya, bila dibutuhkan melakukan bibliotherapy saya menyarankan klien untuk membeli buku tertentu untuk dibaca. Namun seringkali buku-buku bagus ini sudah tidak tersedia di toko buku. Untuk menyiasati hal ini saya akan memindai (scan) bagian buku yang sesuai dengan kebutuhan klien dan mengirimkannya via email untuk dibaca.

_PRINT   _SENDTOFRIEND

Upcoming Events
Counter
Online7
Hari ini1.226
Sepanjang masa34.530.868
1 Facebook
2 Youtube
3 Instagram
4 Quantum Morphic Field Relaxation
5 Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia
6 The Heart Technique