Memori Sifatnya Rekonstruktif, Bukan Reproduktif

6 Mei 2014 22:12

Ada klien yang bertanya, usai terapi, “Pak Adi, saya bingung. Saya sama sekali tidak menyangka kalau akar masalah saya adalah kejadian ini. Padahal saya tidak ingat ini pernah terjadi. Ini penjelasannya bagaimana ya Pak? Apa memori tadi itu benar atau hanya imajinasi saya saja?

Ada dua kemungkinan klien tidak ingat kejadian yang menjadi akar masalah. Pertama, kejadian traumatik, dengan muatan emosi intens, telah direpresi dan tersembunyi di kedalaman pikiran bawah sadar dengan tujuan agar klien tidak dapat mengingatnya. Dengan demikian kejadian itu seolah-olah tidak pernah ada atau tidak pernah terjadi dan klien tidak punya “masalah”. Memori yang direpresi ini dapat muncul atau tergali kembali saat dilakukan hipnoanalisis dalam kondisi hipnosis yang dalam (deep trance).

Kedua, memori yang muncul tidak persis sama seperti kejadian yang sesungguhnya. Dalam konteks ini telah terjadi distorsi memori. Cara kerja memori tidak seperti yang selama ini orang awam bayangkan atau ketahui. Pendapat awam mengatakan bahwa memori, lebih tepatnya pikiran bawah sadar, merekam kejadian apa adanya seperti kamera (video recorder). Dan saat diputar ulang yang muncul adalah film persis sama dengan kejadiannya. Ini adalah pandangan yang salah.

Memori dapat dengan mudah mengalami distorsi. Informasi pascakejadian seperti fakta, ide, pandangan/opini, simpulan dapat masuk, menyatu, dan mengubah memori, mengakibatkan kontaminasi, penambahan, pengurangan, atau mendistorsi memori asli.

Memori palsu (false memory) atau yang juga dikenal dengan pseudomemori juga bisa tercipta karena pengharapan atau sugesti.

Terapis yang tidak terlatih atau terapis yang beroperasi berdasar sistem kepercayaan tertentu, misalnya, “Semua klien DID adalah korban pelecehan seksual”, “Memori bekerja seperti video recorder internal”, “Kesembuhan hanya dapat terjadi bila klien berhasil mengakses memori yang terpendam, menyelesaikan, dan mengintegrasikan pengalaman traumatik” adalah mereka yang paling mungkin mengacaukan antara fakta dan fiksi.

Melalui tekanan suara, kalimat tanya yang digunakan, dan pernyataan rasa percaya atau tidak percaya atas apa yang disampaikan klien, seorang terapis dapat secara tidak sengaja mendorong atau membuat klien menerima memori yang “muncul” sebagai hal yang nyata atau benar, dengan demikian memperkuat delusi klien atau bahkan menanamkan memori palsu ke pikiran bawah sadar klien.

Ada dua sumber informasi utama yang dapat mengakibatkan terciptanya pseudomemori. Pertama, kita semua sangat mudah terpengaruh oleh informasi yang diperoleh melalui buku, artikel di koran dan majalah, acara keagamaan (khotbah), kuliah, seminar, film, dan televisi.

Sumber kedua yang sangat kuat memengaruhi dan mengontaminasi memori dapat dijumpai dalam sugesti atau pengharapan dari figur otoritas yang dengannya klien ingin membangun relasi khusus, dengan kata lain, seorang terapis.

Bila terapis sangat antusias mengajukan berbagai pertanyaan yang sifatnya spesifik dan sugestif, mengungkap perasaan kaget, tidak nyaman atau tidak suka, rasa percaya atau tidak percaya, menyatakan pendapat, atau menjadi senang atau marah, maka klien akan merasa ada tekanan untuk membuktikan memorinya. Dengan kata lain, reaksi terapis dapat berfungsi sebagai katalis yang membentuk materi imajinatif menjadi sebuah memori konkrit.

Pembentukan pseudomemori semakin mudah terjadi bila klien dalam kondisi mental yang labil atau sangat sugestif. Salah satu kondisi yang membuat klien menjadi sangat sugestif adalah kondisi hipnosis yang (sangat) dalam.

Saat klien dalam kondisi hipnosis yang (sangat) dalam terapis sangat hati-hati dan cermat dalam memilih semantik yang tepat saat melakukan terapi agar tidak terjadi pseudomemori.

Dalam konteks klinis, hipnoanalisis bertujuan untuk mencari dan menemukan akar masalah bukan untuk mencari kebenaran atau akurasi suatu data. Apapun yang diungkapkan oleh pikiran bawah sadar adalah benar menurut pikiran bawah sadar klien dan terapis menerimanya juga sebagai satu kebenaran yang sifatnya terapeutik. 

_PRINT   _SENDTOFRIEND

Upcoming Events
Counter
Online4
Hari ini585
Sepanjang masa34.524.555
1 Facebook
2 Youtube
3 Instagram
4 Quantum Morphic Field Relaxation
5 Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia
6 The Heart Technique