Meningkatkan Keberhasilan Ego State Therapy (Empty Chair Technique)

29 September 2012 19:47

“Pak Adi, saya melakukan Ego State Therapy (EST). Untuk kasus ringan saya berhasil menyembuhkan klien saya. Tapi kalau kasus yang agak berat, kenapa ya saya selalu gagal?” tanya salah satu rekan hipnoterapis.

“Bisa jelaskan lebih detil bagaimana cara Anda melakukan EST? Yang dimaksud kasus ringan dan berat menurut Anda itu yang bagaimana?” saya balik bertanya.

“Saya menggunakan dua kursi. Masing-masing kursi mewakili satu Ego State (ES). Dalam kasus tertentu saya bisa menggunakan tiga dan empat kursi, sesuai dengan jumlah ES yang akan diajak diskusi. Kasus ringan itu contohnya sikap ragu-ragu, suka menunda.Sedangkan kasus berat seperti internal konflik, stres dan frustrasi” jawab rekan ini.

Nah, pembaca, sebelum saya melanjutkan, saya hendak menyampaikan terima kasih kepada rekan ini karena telah bertanya pada saya. Apa yang saya tulis dalam artikel ini disarikan dari hasil diskusi mendalam kami.

Teknik yang digunakan rekan saya ini adalah teknik Kursi Kosong (Empty Chair Technique) ini biasanya menggunakan dua kursi. Saat klien duduk di satu kursi maka yang (boleh/diminta) aktif adalah satu ES. Selanjutnya klien diminta pindah ke kursi satunya, yang diletakkan di depannya. Saat berpindah kursi maka yang aktif di kursi itu adalah ES yang lain.

Tujuan teknik ini adalah untuk melakukan dialog di antara dua atau lebih ES bergantung pada kasus yang sedang ditangani.

Pertanyaannya sekarang adalah mengapa teknik Ego State Therapy menggunakan dua kursi kosong kadang efektif, dan kadang tidak?

Saya telah menulis artikel mengenai Ego State. Bagi pembaca yang masih awam dengan teori Ego State saya sarankan untuk membaca artikel berikut:

-       Understanding Ego State

(http://www.adiwgunawan.com/?p=article&action=shownews&pid=66)

-       Mengakses Ego Personality Untuk Terapi Yang Efektif

(http://www.adiwgunawan.com/?p=article&action=shownews&pid=83)

-       Unity and Multiplicity: Multilevel Consciousness of Self in Hypnosis

(http://www.adiwgunawan.com/?p=article&action=shownews&pid=81)

 

Berikut ini adalah beberapa saran kepada rekan saya untuk dapat meningkatkan keefektifan Ego State Therapy.

Perhatikan Kedalaman Level Hipnosis

Teknik Kursi Kosong diciptakan oleh Bapak Gestalt, Frederick “Fritz” Perls. Kebanyakan terapis menggunakan teknik asli seperti yang dicipta oleh Perls yaitu melakukannya dalam kondisi sadar normal atau light trance. Gestalt yang dilakukan dalam kondisi deep trance pertama kali dilakukan oleh Gil Boyne dan Beliaulah yang mengintegrasikan Gestalt ke dalam hipnoterapi.

Apa beda antara cara pertama dan kedua?

Tentu sangat berbeda. Cara pertama, klien dalam kondisi sadar normal atau light trance. Dalam situasi ini akses terhadap Ego State sangat terbatas karena yang dapat diakses dengan mudah adalah executive ES yang berada di permukaan. Dalam kondisi normal setiap minggu kita hanya membutuhkan antara lima sampai enam Ego State untuk menjalankan hidup kita. Dalam kondisi sadar normal akan cukup sulit untuk bisa mengakses Ego State yang berada di kedalaman atau yang kita kenal dengan underlying ES yang menjadi sumber masalah.

Kesulitan lain dalam melakukan Ego State Therapy dengan kursi kosong adalah klien harus berpindah dari satu kursi ke kursi lainnya. Kalau proses terapi hanya berjalan singkat, misalnya sepuluh hingga dua puluh menit, tidak jadi masalah. Bagaimana kalau proses terapi berlangsung hingga dua jam? Bisa dibayangkan betapa melelahkan proses ini. Apalagi kalau kliennya tinggi, besar, dan gemuk.

Bila EST dilakukan dalam kondisi deep trance maka klien tidak perlu pindah kursi. Terapis dapat meminta pikiran bawah sadar klien untuk switching ES. Ini sangat menghemat waktu dan memudahkan proses terapi. 

Pastikan ES yang Aktif adalah Benar ES yang Hendak Diproses

Ini hal yang sangat penting. Hipnoterapis seringkali berasumsi bahwa ES yang aktif saat duduk di kursi adalah benar ES yang hendak diproses. Dalam kondisi sadar normal atau light trance pikiran sadar klien masih sangat aktif. Seringkali, karena akibat dari penyangkalan atau defense mechanism, klien menggeser ES-nya sehingga yang aktif dan diproses ternyata bukan ES yang bermasalah.

Lebih sulit lagi bila ternyata ES yang bermasalah atau yang hendak diproses ternyata adalah underlying ES yang berada di kedalaman tertentu. Dalam kondisi sadar normal atau light trance ES ini sulit atau tidak bisa diakses.

Pastikan Anda Tahu Sedang Berhadapan dengan Siapa

Di banyak literatur mengenai teknik Kursi Kosong jarang sekali diulas mengenai jenis Bagian Diri yang aktif saat proses terapi berlangsung. Umumnya buku-buku ini menganggap Bagian Diri yang muncul ini sama jenisnya padahal belum tentu.

Dari hasil riset literatur dan temuan di ruang praktik kami, Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, membagi Bagian Diri menjadi lima jenis yaitu, Ego State, Part, Introject, Identofact, dan Alter.

Setiap Bagian Diri ini tercipta melalui proses yang berbeda, punya sifat dan karakter yang berbeda, dan sudah tentu cara penanganannya berbeda. Kesulitan para hipnoterapis yang mempraktikkan teknik Kursi Kosong terjadi karena tidak tahu bahwa ada jenis Bagian Diri yang berbeda, kurang jeli dalam mengenali Bagian Diri, dan atau tidak tahu cara dan strategi penanganan untuk setiap jenis Bagian Diri.

Di buku Ego State: Theory and Therapy (Watkins, 1997) dikatakan bahwa ada tiga kondisi yang mengakibatkan terciptanya Bagian Diri yaitu diferensiasi normal, memunculkan Ego State, trauma, memunculkan Part atau Alter, dan introjeksi dari orang yang dipandang penting menghasilkan Introject.

Selain tiga proses di atas, berdasar temuan kami di ruang praktik, ternyata Bagian Diri juga dapat tercipta dengan cara lain. Kami menemukan ada empat proses lain yang dapat mengakibatkan terciptanya Bagian Diri.

Jadilah Mediator, Fasilitator, dan Negosiator Ulung 

Dalam melakukan teknik Kursi Kosong hipnoterapis harus sabar, bijaksana, adil, tidak boleh memihak salah satu Bagian Diri, kreatif, pintar merayu dan atau meyakinkan Bagian Diri. Untuk bisa melakukan hal ini dengan baik sangat dibutuhkan kemampuan berpikir cepat, pengalaman, dan kesabaran dalam membimbing masing-masing Bagian Diri melakukan negosiasi atau diskusi.

Menguasai Teknik Melunakkan Sikap Bagian Diri

Seringkali hipnoterapis tidak berhasil membujuk atau merayu Bagian Diri yang tidak mendukung hidup klien. Segala cara sudah dicoba namun tetap tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan.

Misalnya dalam diri klien ada dua bagian yang konflik. Yang satu adalah Ego State yang mewakili Inner Child klien berusia delapan tahun dan satunya lagi introject ibunya yang sangat keras kepala.

Setelah negosiasi dan edukasi yang cukup lama Introject ibu tetap tidak bersedia bekerjasama. Kalau terjadi deadlock seperti ini apa yang harus dilakukan?

Di sini hipnoterapis membutuhkan teknik tambahan untuk bisa melunakkan hati introject Ibu dengan cara yang elegan. Macetnya negosiasi terjadi karena hipnoterapis kehabisan akal dan menyerah.

Dari menangani ribuan kasus kami berhasil merumuskan sebelas teknik yang telah teruji sangat efektif untuk bisa melunakkan sikap Bagian Diri sehingga bersedia bekerjasama dan berubah demi kemajuan hidup klien.

Melunakkan sikap Ego State berbeda caranya dengan melunakkan sikap Part. Demikian pula bila berhadapan dengan Introject / Identofact, dan Alter.

Memahami Komponen Kekuatan Bagian Diri

Dalam upaya melunakkan Bagian Diri hipnoterapis perlu mengetahui hal apa saja yang berpengaruh terhadap kekuatan Bagian Diri. Dengan mengetahui hal ini maka selanjutnya hipnoterapis dapat melunakkan atau mengurangi kekuatan Bagian Diri sehingga bersedia kembali ke meja perundingan dengan sikap yang lebih konstruktif dan positif.

Kami menemukan ada sembilan hal yang menentukan kekuatan Bagian Diri, empat di antaranya yaitu alasan terciptanya, motivasi/tujuan yang ingin dicapai, data / pengetahuan yang dimilikinya, intensitas emosi.

_PRINT   _SENDTOFRIEND

Upcoming Events
Counter
Online5
Hari ini787
Sepanjang masa34.530.429
1 Facebook
2 Youtube
3 Instagram
4 Quantum Morphic Field Relaxation
5 Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia
6 The Heart Technique