The only hypnotherapy school in Indonesia approved by American Council of Hypnotist Examiners (ACHE), USA

FAQ

Hipnosis adalah cabang ilmu psikologi yang terus berkembang pesat. Di luar negeri, khususnya di Amerika, hipnosis telah diajarkan secara resmi di berbagai lembaga pendidikan terkemuka. Meskipun ada sangat banyak pakar yang menjelaskan atau menulis tentang hipnosis, apabila diteliti dengan cermat, apa yang mereka jelaskan selalu mengacu pada satu konsep dasar. Konsep dasar ini yang harus dikuasai untuk bisa mengerti dengan benar hipnosis dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Hipnosis berasal dari kata hypnos, yaitu dewa tidur dalam mitologi Yunani. Hipnosis adalah ilmunya, hipnotis adalah orang yang melakukan hipnosis, sedangkan hipnotisme sama dengan hipnosis.

Hipnotis adalah seseorang yang telah mempelajari dasar-dasar ilmu hipnosis dan menggunakannya untuk pertunjukan atau hiburan. Hipnoterapis adalah orang yang mempelajari teknik terapi dengan menggunakan kondisi hipnosis.

Hipnotis belum tentu seorang hipnoterapis. Hipnoterapis pasti seorang hipnotis. Seorang hipnotis yang biasa membawakan pertunjukan belum tentu mampu melakukan terapi. Namun seorang hipnoterapis pasti bisa melakukan apa yang dilakukan hipnotis.

Kondisi hipnosis sebenarnya identik dengan gelombang otak alfa dan theta dominan. Gelombang alfa berada pada kisaran 8 - 12 Hz dan theta pada 4 - 8 Hz. Saat seseorang berada dalam kondisi hipnosis, kisaran gelombang otak dominan pasti berada di antara alfa dan theta.

Setiap orang dalam satu hari minimal pasti berada dalam kisaran gelombang ini yaitu saat mau tidur dan saat baru bangun tidur. Secara alamiah saat kita mau tidur gelombang otak akan turun dari beta, ke alfa, ke theta, dan akhirnya di delta (tidur pulas tanpa mimpi). Demikian pula sebaliknya. Saat kita bangun tidur, gelombang otak akan naik dari delta, ke theta, ke alfa, dan akhirnya di beta atau sadar penuh.

Sebenarnya, tanpa disadari, setiap hari kita pasti mengalami kondisi hipnosis. Anda pasti pernah nonton film, bukan? Saat adegan film sedang seru-serunya anda pasti merasa tubuh anda menjadi tegang, napas berubah, dan jantung anda berdebar lebih kencang. Mengapa? Bukankah anda tahu bahwa apa yang sedang anda tonton bukanlah suatu kejadian nyata? Pikiran sadar anda tahu bahwa film itu bukan sesuatu yang nyata. Namun pikiran bawah sadar anda menerima apa yang anda lihat dan alami sebagai suatu hal yang nyata.

Saat menonton film, perhatian anda sangat terpusat pada apa yang sedang berlangsung di layar sehingga anda memblok suara-suara lain, misalnya suara batuk penonton lainnya, atau suara handphone yang berbunyi. Pada saat ini anda sangat sadar dengan keberadaan diri anda yang sedang menonton film. Semua sensasi atau perasaan yang anda rasakan saat menonton film, misalnya perasaan sedih, gembira, kecewa, marah, jengkel, atau bahagia merupakan hasil dari kerja pikiran bawah sadar anda. Saat itu anda sebenarnya berada dalam kondisi hipnosis.

Lalu, apakah anda dikendalikan oleh film yang anda tonton? Tentu tidak! Film itu tidak mengendalikan diri anda tetapi mengarahkan pikiran anda dengan alur ceritanya. Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan keadaan hipnosis atau trance.

Berbeda dengan pemahaman kebanyakan orang, yang mengatakan bahwa saat dalam kondisi hipnosis atau trance kesadaran seseorang sangat lemah, saat dalam kondisi trance, kesadaran seseorang justru meningkat sangat tinggi.

Saat ini, definisi yang paling banyak digunakan dan diterima berbagai lembaga / asosiasi hipnosis dan hipnoterapi di dunia adalah definisi yang dikeluarkan oleh U.S. Dept. of Education, Human Services Division: "hypnosis is the by-pass of the critical factor of the conscious mind followed by the establishment acceptable selective thinking" atau "hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran selektif (sugesti)."

AWGI mendefinisikan hipnosis sebagai kondisi kesadaran bercirikan pikiran sadar rileks, fungsi kritis analitis pikiran sadar menurun, disertai meningkatnya fokus dan konsentrasi, sehingga individu menjadi sangat responsif terhadap pesan atau informasi yang diberikan kepada pikiran bawah sadar.

Tentu tidak. Berikut ini adalah jenis hipnosis dan manfaatnya:

  1. Stage Hypnosis
    Stage hypnosis adalah hipnosis yang digunakan untuk pertunjukan hiburan.
  2. Clinical Hypnosis atau Hypnotherapy
    Clinical Hypnosis atau Hypnotherapy adalah aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan masalah emosi, perilaku, dan sakit psikosomatis. Aplikasi dalam pengobatan penyakit antara lain: depresi, kecemasan, phobia, stress, penyimpangan perilaku, mual dan muntah, melahirkan, penyakit kulit, dan masih banyak lagi.
  3. Anodyne Awareness
    Anodyne Awareness adalah aplikasi hipnosis untuk mengurangi rasa sakit fisik dan kecemasan.
  4. Forensic Hypnosis
    Forensic Hypnosis adalah penggunaan hipnosis sebagai alat bantu dalam melakukan investigasi atau penggalian informasi dari memori.
  5. Metaphysical Hypnosis
    Metaphysical Hypnosis adalah aplikasi hipnosis dalam meneliti berbagai fenomena metafisik. Jenis hipnosis ini bersifat eksperimental.

Hipnosis berhubungan dengan kondisi kesadaran seseorang pada satu waktu tertentu. Tidak ada unsur klenik sama sekali. Hipnosis adalah seni komunikasi dengan pikiran bawah sadar. Dulunya saya tidak percaya bahwa hipnosis adalah suatu seni komunikasi. Namun setelah saya mempraktikkan hipnosis baik untuk diri sendiri maupun dengan orang lain, saya akhirnya sadar bahwa memang benar bahwa hipnosis adalah seni komunikasi bawah sadar.

 

Manusia memiliki dua jenis pikiran yang bekerja secara simultan dan saling mempengaruhi, yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Besarnya pengaruh pikiran sadar terhadap seluruh aspek kehidupan seseorang, misalnya sikap, kepribadian, perilaku, kebiasaan, cara pikir, dan kondisi mental seseorang antara 1-5%. Sementara besarnya pengaruh pikiran bawah sadar antara 95-99%. Dari sini dapat kita ketahui bahwa pikiran bawah sadar mengendalikan diri kita dengan sangat kuat, jauh lebih kuat dibandingkan pikiran sadar.

Jawabnya bisa. Semua orang bisa dihipnosis asalkan mereka bersedia. Satu-satunya faktor yang menghambat seseorang untuk masuk kondisi hipnosis adalah rasa takut.

Syarat utama agar dapat dihipnosis adalah subjek (orang yang dihipnosis) harus bersedia dan mengizinkan untuk dihipnosis. Bila subjek menolak maka hipnoterapis tidak akan mampu menghipnosisnya. Saat hipnoterapis  melakukan hipnosis, yang terjadi adalah ia mem-by-pass pikiran sadar subjek dan langsung berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar subjek. By-pass di sini bukan manipulasi pikiran.

By pass maksudnya pikiran sadar subjek dibuat sibuk, lengah, bosan, bingung atau lelah sehingga pintu gerbang menuju pikiran bawah sadar, yaitu RAS (Reticular Activating System) terbuka atau tidak terjaga dengan baik. Karena RAS terbuka atau pengawasannya lemah maka hipnoterapis akan dengan mudah menjangkau pikiran bawah sadar subjek. Apabila subjek merasa takut, tidak suka, khawatir, atau tidak percaya pada hipnoterapis, maka proses hipnosis akan menjadi sangat sulit karena RAS akan terkunci rapat. Dalam kondisi ini hipnoterapis akan sulit sekali menjangkau dan berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar subjek.

Self-hypnosis atau swahipnosis adalah hipnosis yang dilakukan seseorang pada dirinya sendiri. Bila hipnosis dilakukan oleh hipnoterapis pada klien, ini disebut heterohipnosis.

Hipnoterapis yang cakap tentu mempunyai sangat banyak cara untuk bisa menjangkau pikiran bawah sadar subjeknya. Cara untuk menjangkau pikiran bawah sadar ini dinamakan induksi. Ada sangat banyak cara melakukan induksi. Dari semua cara itu, bila dicermati, akan tampak suatu pola umum. Pola umum ini membagi teknik induksi menjadi enam kategori. Para pakar biasanya menggabungkan beberapa pola induksi menjadi satu pola baru. Ada teknik induksi untuk orang yang mudah dihipnosis. Ada yang untuk yang moderat. Dan ada yang untuk orang yang sulit dihipnosis.

Untuk menjadi hipnoterapis yang andal diperlukan beberapa syarat, antara lain konsep diri positif, rasa percaya diri yang tinggi, memahami cara kerja pikiran, kemampuan komunikasi verbal dan non verbal yang baik, kreatif, dan menguasai landasan teori, pendekatan, metode, strategi, dan teknik-teknik hipnoterapi dengan baik dan benar.

Saat ini ada banyak orang atau lembaga menyelenggarakan pelatihan hipnoterapi. Ada yang memasang harga yang murah sampai harga yang cukup mahal. Terlepas dari berapa harga yang dipasang untuk pelatihian hipnoterapi, yang harus benar-benar diperhatikan adalah siapa yang mengajar pelatihan.

Instruktur yang mengajar mempunyai pengaruh yang sangat penting. Bila anda belajar pada orang yang salah, yang hanya mengerti sedikit namun telah berani mengadakan pelatihan, anda akan membuang uang, waktu, pikiran, dan tenaga karena telah salah belajar.

Saya dapat bercerita seperti ini karena pengalaman pribadi. Sebelum mendalami hipnoterapi, dengan mengikuti pelatihan, saya banyak membaca buku-buku hipnosis. Semakin saya membaca maka semakin bingung saya jadinya. Saya akhirnya memutuskan untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh beberapa pakar hipnoterapi. Ada pakar dari dalam negeri maupun yang dari luar negeri, sudah tentu dengan biaya yang tidak sedikit. Dari mereka akhirnya saya mendapat pemahaman yang benar mengenai hipnoterapi. Selanjutnya saya mendalami sendiri dengan banyak membeli buku dari luar negeri dan tentu saja banyak praktik.

Cara yang lebih mudah adalah dengan mengikuti pelatihan hipnoterapi 110 jam yang diselenggarakan Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology.

Untuk mendalami hipnosis dan melakukan stage hypnosis sangat mudah. Namun untuk melakukan hipnoterapi, ini anda harus hati-hati. Aplikasi hipnosis dalam terapi memerlukan pengetahuan yang lebih dalam. Belajar di pelatihan saja belum cukup. Anda masih harus mendalami dari berbagai sumber lainnya.

 

Hipnoterapis tidak bisa dan tidak boleh melakukan diagnosis penyakit, kecuali bila hipnoterapis juga adalah dokter. Untuk bisa menjadi hipnoterapis andal tidak perlu harus menjadi dokter, psikolog, atau psikiater dulu. Namun dokter, psikolog, atau psikiater bisa menjadi hipnoterapis dengan mengikuti pelatihan hipnoterapi.

Ini pandangan yang salah yang diyakini kebanyakan orang. Belum pernah dalam sejarah hipnoterapi ada orang yang "tersangkut" dan tidak bisa keluar dari kondisi hipnosis. Orang dikatakan tidak mau keluar atau "tersangkut" sebenarnya karena mereka merasa enggan untuk keluar dari kondisi hipnosis yang sangat rileks dan menyenangkan.

Siapa pun bisa keluar dari kondisi hipnosis dengan segera saat ia memutuskan untuk keluar dari kondisi hipnosis. Saat dalam kondisi hipnosis, subjek tetap memiliki kendali sepenuhnya atas pikirannya sendiri.