The only hypnotherapy school in Indonesia approved by American Council of Hypnotist Examiners (ACHE), USA

Artikel


Beda Percaya Diri dan Sombong

9 Desember 2024
Beda Percaya Diri dan Sombong

Saya beberapa kali menangani klien yang mengalami kebuntuan, baik dalam karier maupun bisnis, akibat pemahaman yang keliru tentang konsep sombong yang tertanam di pikiran bawah sadar (PBS).

PBS mereka menghambat dan menyabotase upaya sukses karena memaknai sikap, pemikiran, atau tindakan yang sejatinya adalah ungkapan rasa percaya diri positif sebagai bentuk kesombongan.

Sejalan dengan fungsi PBS untuk melindungi individu, PBS melakukan proteksi berdasarkan apa yang dirasa, diyakini, diketahui, diasumsikan, atau dipersepsikan sebagai sesuatu yang merugikan atau membahayakan kesejahteraan individu. Akibatnya, PBS melakukan tindakan "mulia" untuk membuat individu berhenti "sombong" atau bahkan tidak mampu menjadi "sombong."

Untuk membantu klien mengatasi hambatan ini, saya, sebagai terapis, perlu memberikan edukasi kepada PBS klien tentang perbedaan antara percaya diri dan sombong.
Percaya diri dan sombong sering kali terlihat serupa karena keduanya melibatkan keyakinan pada diri sendiri. Namun, sesungguhnya keduanya sangat berbeda. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan antara percaya diri dan sombong:

1. Esensi
Percaya diri adalah keyakinan positif terhadap kemampuan, nilai, dan potensi diri tanpa merendahkan orang lain. Orang yang percaya diri memahami kekuatannya namun tetap rendah hati.

Sombong adalah keyakinan berlebihan pada diri sendiri, diikuti dengan meremehkan atau merendahkan orang lain melalui pikiran, ucapan, tulisan, atau tindakan. Sombong berfokus pada keunggulan diri untuk memperoleh pengakuan atau perhatian, meskipun belum tentu individu ini benar-benar lebih unggul dari orang lain.


2. Motivasi
Percaya diri berasal dari pemahaman dan penghargaan terhadap diri sendiri. Orang yang percaya diri tidak merasa perlu membandingkan dirinya dengan orang lain atau mencari validasi eksternal. Mereka sadar akan kekurangannya dan menghargai kemampuan serta kapasitas dirinya.

Sombong berasal dari kebutuhan untuk membuktikan diri, sering kali karena dilandasi rasa tidak aman atau keinginan mendapatkan pujian. Sombong adalah klaim sepihak, biasanya tidak berdasar fakta objektif, dan bertujuan mengangkat harga diri yang rendah akibat perasaan tidak berharga.


3. Sikap terhadap Orang Lain
Orang percaya diri menghargai orang lain dan terbuka terhadap kritik serta saran. Mereka mendukung dan menginspirasi orang lain untuk berkembang.

Orang sombong cenderung meremehkan, menghakimi, atau memandang rendah orang lain. Mereka sulit menerima kritik dan sering kali defensif. Saat mendapat informasi objektif, alih-alih berterima kasih dan introspeksi, orang sombong memaknainya sebagai serangan terhadap diri mereka.

Orang sombong biasanya tidak membantah ide atau argumen secara substansial, melainkan menyerang pribadi lawan bicara untuk membungkam perbedaan pandangan.

4. Hubungan Sosial
Orang percaya diri membangun hubungan sosial yang sehat berkat sikap mereka yang positif dan suportif.

Orang sombong cenderung merusak hubungan sosial karena sikap arogan dan kurang menghargai orang lain, sehingga membuat orang menjauh.

5. Ciri-Ciri Utama
Orang percaya diri tetap rendah hati meskipun memiliki banyak prestasi. Mereka fokus pada perbaikan dan peningkatan diri tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain. Mereka juga berani menghadapi tantangan dengan sikap positif.

Orang sombong selalu membicarakan keunggulan diri sendiri. Mereka memproklamirkan diri sebagai yang lebih unggul, meremehkan pencapaian orang lain, dan mudah tersinggung jika tidak mendapat pengakuan atau penghargaan. Orang sombong juga tidak bersedia mengakui kesalahan atau minta maaf.

 

Kesimpulan

Percaya diri adalah kekuatan yang bersumber dari penghargaan jujur terhadap diri sendiri, sedangkan sombong adalah kelemahan yang ditutupi dengan menonjolkan diri secara berlebihan.

Orang yang percaya diri menciptakan energi positif yang menginspirasi, sementara orang sombong sering kali menciptakan jarak dan ketegangan dalam hubungan sosial. Oleh karena itu, penting untuk membangun kepercayaan diri tanpa terjebak dalam kesombongan.

Orang sombong cenderung membangun narasi yang menyudutkan orang percaya diri, dengan menyatakan bahwa mereka adalah orang sombong. Di sisi lain, orang percaya diri tidak merasa perlu untuk merespons tuduhan tersebut, karena mereka memahami kapasitas dan nilai dirinya.

Orang sombong sering kali membanggakan dirinya dengan klaim bahwa mereka tidak sombong. Sebaliknya, orang percaya diri berusaha mawas diri, menyadari potensi jebakan kesombongan, dan terus menjaga sikap rendah hati agar tidak terjerumus menjadi sombong karena merasa dirinya tidak sombong.

_PRINT