The only hypnotherapy school in Indonesia approved by American Council of Hypnotist Examiners (ACHE), USA

Artikel


Perilaku Manusia Ada Polanya

21 Januari 2014

Segala sesuatu di semesta alam ini selalu bekerja berdasarkan pola yang ajeg. Demikian pula dengan manusia. Dulu sewaktu memulai karir saya sebagai hipnoterapis klinis jujur saya sering bingung dan mengalami kesulitan saat menangani masalah klien yang tidak umum.

Ternyata masalah yang tidak umum ini menjadi tidak umum karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman saya akan cara kerja pikiran dan dinamika mental-emosi manusia. 

Sekarang, seiring waktu berjalan, dengan semakin banyak melakukan praktik dan riset plus membaca berbagai buku dan jurnal hipnoterapi sesuatu yang sebelumnya tampak membingungkan kini menjadi jelas dan gamblang. 

Semuanya menjadi semakin jelas dengan semakin banyaknya hipnoterapis profesional alumni pelatihan SECH (Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy) yang melakukan praktik.

Kami berbagi studi kasus dan pengalaman praktik di milis, tentu dengan tetap menjaga kerahasiaan klien sesuai kode etik profesi, sebagai cara efektif untuk saling belajar dan membelajarkan. 

Hingga saat ini sudah ada puluhan ribu kasus yang telah kami tangani. Misalnya, alumni SECH yang rutin praktik hanya 50 orang, ini perkiraan minimal, dengan rata-rata hanya menangani 1 (satu) klien per hari. Ada juga yang sampai 2 atau 3 klien per hari. 

Misalnya dalam satu minggu mereka praktik lima hari, mulai Senin sampai Jumat. Berarti dalam seminggu ada 50 (terapis) x 5 (hari kerja) x 1 (kasus per hari) = 250 kasus. Dalam satu bulan: 4 (minggu) x 250 = 1.000 kasus. Setahun 12 bulan x 1.000 = 12.000 kasus. 

Misalnya dihitung para alumni ini praktik mulai tahun 2008 hingga akhir tahun 2013, berarti 6 tahun. Maka total ada 6 x 12.000 kasus = 72.000 kasus. 

Dengan demikian teori pikiran bawah sadar yang kami kembangkan bersama di Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, berbagai teknik intervensi klinis, dan QHP (Quantum Hypnotherapeutic Protocol) yang digunakan oleh para hipnoterapis ini telah dipraktikkan ke puluhan ribu klien. 

Dari pengalaman di ruang praktik kami menemukan bahwa apapun masalah klien, gangguan yang berhubungan emosi dan perilaku, selalu konsisten mengikuti pola tertentu. Ini temuan yang sangat berharga dan penting. Dengan memahami pola pembentukan simtom atau masalah maka kami mampu melakukan "cracking" pola ini dan melakukan restrukturisasi dengan benar sehingga mampu membantu klien mengatasi masalahnya dengan cepat, mudah, menyenangkan, dan permanen. 

Sejak tahun 2008 hingga sekarang kami masih terus melakukan fine-tuning berbagai teknik terapi yang kami gunakan. Ini semua berkat masukan dari para alumni yang praktik dan menemukan hal-hal baru di ruang terapi. Dengan demikian semakin lama teknik-teknik ini menjadi semakin lebih efektif dan efisien. 

Ada banyak teknik baru yang ditemukan atau diciptakan, baik secara sengaja atau tidak sengaja, oleh para alumni. Teknik-teknik ini selanjutnya kami analisis secara mendalam, dari perspektif teoritis, dan dipraktikkan ke klien. Setelah terbukti memberikan hasil terapeutik positif dan permanen barulah teknik ini kami beri nama, agar tidak bingung karena ada begitu banyak teknik, dan selanjutnya diajarkan kepada para peserta pelatihan SECH dan alumni. 

Jujur, saat ini untuk waktu yang 9 (sembilan) hari atau 100 jam sudah tidak lagi cukup untuk mengajarkan semua materi yang telah begitu berkembang. 

Satu impian besar kami di AWGI yaitu Indonesia di masa mendatang menjadi kiblat hipnoterapis klinis dunia. Saya bermimpi suatu saat nanti orang luar negeri, termasuk dari Amerika, belajar ke kita, anak bangsa Indonesia. Dan nanti di sertifikat kita beri lambang burung Garuda yang diembos dengan tinta warna emas dan bendera merah putih. 

Doakan ya... semoga cita-cita ini bisa segera terwujud. 

Demikianlah kenyataannya......

_PRINT